Ketiga adalah rekomendasi aksi konkret dan praktis. Ini adalah hasil terpenting. Sarasehan harus menghasilkan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti. Rekomendasi ini dapat dikategorikan berdasarkan tingkatan.
Lalu untuk payung hukum, sarasehan dapat memberikan masukan bagi revisi RUU Sisdiknas yang masih berjalan saat ini.
Untuk tingkat kebijakan, harus menghasilkan saran spesifik tentang penyempurnaan kurikulum, perbaikan sistem kesejahteraan guru dan dosen, tatakelola atau percepatan pemerataan pendidikan yang bermutu.
Lalu untuk tingkat institusi pendidikan dan komunitas berupa langkah-langkah praktis bagi pimpinan satuan pendidikan (kepala sekolah dan rektor), guru dan dosen, dan orang tua.
Seperti strategi efektif untuk kolaborasi, pemanfaatan teknologi sederhana, atau inisiatif pengembangan karakter.
Sementara itu, untuk tingkat individu, harus ada komitmen pribadi dari setiap peserta sarasehan untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing, baik sebagai penasehat, pendidik, atau penggerak komunitas.
Keempat adalah pembentukan jejaring. Sebagai sarasehan terbatas, salah satu hasil paling berharga adalah pembentukan jejaring yang kuat. Yaitu dengan membentuk kelompok kerja untuk menindaklanjuti hasil seminar.
Jejaring ini berfungsi sebagai wadah untuk bertukar informasi, memonitor implementasi rekomendasi, dan terus melanjutkan diskusi secara berkelanjutan, memastikan bahwa hasil seminar tidak hanya berhenti di ruang pertemuan.
Secara keseluruhan, tujuan akhir dari seminar ini adalah menghasilkan peta jalan yang jelas dan terukur. Setiap pihak memiliki peran aktif dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik bagi bangsa.
Yudi Latif, Ph.D., Ketua Yayasan Dana Darma Pancasila, menekankan pendidikan harus membentuk karakter kebangsaan dan memperkuat fondasi etika publik. Indonesia membutuhkan sistem yang tidak hanya mencerdaskan, tapi juga memanusiakan.