JAKARTA (Pos Sore) — Usai meluncurkan program Bantuan Pangan Non Tunai di Cibubur, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung meninjau proyek pengembangan Simpang Susun Semanggi, Kamis (23/12), didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Presiden meyakini proyek pengembangan Simpang Susun Semanggi akan mengurangi sekitar 30 hingga 40 persen kemacetan di sekitar Semanggi, yang telah terjadi bertahun-tahun, baik pagi, siang, maupun malam.
“Dan ini menjadi salah satu solusi bagi kemacetan di Semanggi yang sudah bertahun-tahun kita rasakan, baik pagi, maupun sore, dan malam. Sebelumnya kemacetan terjadi karena semua ruas jalur, masuknya di titik sentral di Semanggi ini,” katanya.
Simpang Susun Semanggi ini dibangun sepanjang 1,8 kilometer atau 1.800 meter dengan trase struktur jembatan yang melintasi Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Tol Dalam Kota.
“Kita harapkan dengan selesainya ini, Simpang Susun Semanggi ini, insya Allah pertengahan tahun ini sudah bisa kita pakai, kita resmikan. Ditarget proyek ini bisa selesai di bulan Juli, atau selambat-lambatnya bisa diresmikan pada 17 Agustus,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Presiden juga memberikan apresiasi pada PT Wijaya Karya atas kecepatan pembangunan proyek dan pembiayaan yang sangat efisien, serta sangat murah. Menurut laporan Menteri PUPR dan Gubernur DKI Jakarta kepada Presiden, proyek ini menelan biaya sebesar Rp360 miliar.
Pembangunan proyek ini, disampaikan Presiden juga tidak mengubah sejarah dari jembatan Semanggi, yang melegenda dan menjadi salah satu ikon kota Jakarta. (tyas)
