BANDUNG (Pos Sore)--Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Flamboyan Bandung mengembangkan budidaya Jeruk Lembang (Jerlem) dan Pisang Cavendish sebagai bagian dari upaya mengangkat kesejahteraan masyarakat di daerah Kp Sukamaju, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar. Budidaya kedua jenis tanaman itu kini malah menjadi primadona dan sedang digandrungi masyarakat Jabar.
Posdaya yang berdiri sejak tahun 2009 hasil binaan para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini kini makin maju saja. Kegotongroyongan dan kerja keras para anggota Posdaya Flamboyan dalam mengembangkan sumberdaya lokal menjadi kegiatan rutin.
Karena keberhasilannya, Posdaya Flamboyan sering menjadi perhatian. Kemarin, secara khusus Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono kembali mengunjungi Posdaya ini. Ikut hadir kalangan dosen dan mahasiswa UPI, para staf pengajar Unsil (Universitas Siliwangi), para pengurus Yayasan Damandiri lainnya, Kepala Desa Kayuambon Hj Ayi Rohayati, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
Haryono Suyono mengungkapkan rasa kagum dan gembiranya saat melongok aktivitas Posdaya Flamboyan yang terus maju. Bukan saja kehidupan gotong royongnya yang makin menghiasi dalam segala kegiatan masyarakat, namun yang membanggakan adalah aktivitas usaha anggotanya yang semakin bervariasi.
Warga sudah mulai menanam tanaman kebun bergizi di halaman rumahnya. Walaupun rata-rata halaman rumahnya sempit tetapi mereka semuanya menaman tanaman bergizi.
Untuk lahan-lahan yang luas, tambah Haryono, mereka melakukan penanaman pisang cavendish. “Alhamdulillah, pisang cavendish yang ditanam bulan Februari lalu kini sudah tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam kurun waktu lebih kurang empat bulan sudah tumbuh antara satu hingga satu setengah meter. Dan nanti pada umur delapan bulan pisang ini akan mulai berbuah,” kata Prof Haryono sumringah karena upayanya membudidayakan pisang cavendish di Posdaya Flamboyan kian membuahkan hasil.
Pisang Cavendish ini, lanjut Prof Haryono, bibitnya dikembangkan secara kultur jaringan. Untuk penanaman tahap pertama di wilayah Posdaya Flamboyan ini pihaknya mengirim bibit Pisang Cavendish sebanyak 1000 pohon. “Alhamdulillah, sekarang sudah beranak. Ada yang beranak dua, ada yang tiga dan ada yang beranak empat. Pisang ini tidak di KB kan. Sehingga dengan sendirinya sekarang sudah bertambah menjadi sekitar tiga ribu pohon,” ungkap Prof Haryono.
Sekarang, kata Prof Haryono, anak Pisang Cavendish ini akan dipisah-pisahkan. “Sehingga nanti, banyak keluarga-keluarga Pra Sejahtera yang menjadi anggota Posdaya Flamboyan mulai belajar menanam pisang. Kalau nanti ada keluarga kaya, yang mau membuat kebun pisang. Nah, keluarga pra sejahtera yang menjadi anggota Posdaya Flamboyan yang berpengalaman mengelola penanaman pisang cavendish ini bisa menjadi buruh untuk mengelolanya,” tutur Haryono seraya menunjuk Ase Saefudin, salah seorang anggota Posdaya Flamboyan yang mengelola salah satu kebun milik orang kaya dengan aneka tanaman buah.
Diakui Prof Haryono, Ase Saefudin ini ternyata sudah pintar dalam mengurus dan mengelola aneka tanaman buah, terutama pisang cavendish dan jeruk lemon. “Pak Ase ini bukan saja sudah berhasil menanam pisang cavendish hingga tumbuh dan berkembang, namun pintar juga mengembangkan aneka tanaman jeruk melalui sistem okulasi atau stek,” ungkah Haryono.
“Bahkan, sekarang ini Pak Ase sudah mempunyai usaha produksi dalam mengembangkan bibit-bibit buah jeruk yang kini diberi nama Jeruk Lembang atau Jerlem. Bibit Jerlem ini ternyata bisa juga ditanam di tempat-tempat lain. Sehingga banyak daerah di Jawa Barat ini seperti Cianjur, Sukabumi, Tasik dan daerah lainnya di Jawa Barat yang sudah memesan Jerlem ke Pak Ase. Harga satu bibit pohon Jerlem ini Rp 30.000. Ini tentu dengan sendirinya akan memberi penghasilan baik bagi Pak Ase maupun masyarakat lainnya,” ungkap Prof Haryono bangga. (junaedi)