SEMARANG (Pos Sore)–Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (Hipprada) terus berusaha membangun budi luhur darma bakti. Organisasi ini diharapkan menjadi pelopor di tengah-tengah masyarakat dan mendukung masyarakat sekitarnya.
Untuk menyamakan persepsi tentang perannya mendukung masyarakat, Hipprada Jawa Tengah menggelar Musyawarah Daerah di Semarang pekan ini.Musda ini dibuka Ketua Umum Hipprada, Prof DR Haryono Suyono yang juga Ketua Yayasan Damandiri dan penggagas Posdaya. Salah satu yang menjadi topik bahasan adalah pengembangan Posdaya berbasis Hipprada.Hadir perwakilan gerakan Pramuka dari beberapa daerah, tokoh masyarakat dan sesepuh gerakan kepanduan di zamannya.
Haryono Suyono mengajak masyarakat bersama – sama dengan pemimpin formal agar memberikan dukungan bagi pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat. Pengembangan Posdaya berbasis Hipprada, katanya, bukan tanpa alasan.
Usai membuka Musda Hipprada, Haryono Suyono bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di rumah Dinas bilangan Candi, Semarang, guna membicarakan rencana digelarnya gebyar Posdaya sebelum ramadhan mendatang. Bersama sejumlah rektor dan ketua Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), Gubernur Jawa Tengah menyanggupi membuka gebyar Posdaya sebelum ramadhan. Kabupaten Kendal dan Kabupaten Blora menjadi pilihan karena keduanya memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi.
Kendal dengan Bupati Widya Kanti Susanti yang memiliki sejumlah Posdaya lebih siap menggelar acara yang akan disiarkan melalui TVRI Jawa Tengah itu. Gubernur setuju, bahkan kalau perlu, katanya, gebyar itu disiapkan segera dalam waktu sepekan mendatang.
Strategi Pengembangan
Ketua Hipprada dan tokoh gerakan kepanduan mendukung penuh pengembangan Posdaya berbasis Hipprada. Posdaya merupakan pengembangan Posyandu yang selama ini mengurus masalah kesehatan dan reproduksi. Posdaya mencakup berbagai bidang garapan, mulai pendidikan, kesehatan hingga pemberdayaan ekonomi.
Untuk mempersiapkan pengembangan Posdaya telah berkumpul semua camat dan pejabat terkait di tingkat kabupaten, PKK serta lembaga dan berbagai organisasi masyarakat yang terkait dengan upaya pemberdayaan keluarga dan pembangunan manusia.
Pengembangan Posdaya merupakan keputusan yang sangat tepat untuk melengkapi kerja keras menuju masyarakat yang lebih sejahtera.
Dalam pertemuan itu juga diuraikan strategi pengembangan wilayah dan pilihan sasaran utama. Tujuannya agar pengembangan Posdaya dapat berlangsung dengan mulus dan makin mandiri. Prioritas pertama, Posdaya berbasis Hipprada sehingga pandu dan pramuka wreda yang memiliki banyak pengalaman dapat memberikan ilmu kepada generasi muda. Selain itu Posdaya berbasis sekolah sehingga anak-anak remaja yang sedang sekolah, setelah pulang sekolah, dapat ikut serta membantu sambil belajar mengenal masalah – masalah kemasyarakatan dan penyelesaiannya.
Anak-anak yang tidak memiliki kesempatan sekolah dan pramuka karena keterbatasan dana dapat mengikuti kegiatan Posdaya sekaligus berlatih kepemimpinan di lingkungan Hipprada. “Mereka yang tidak memiliki kesempatan belajar di sekolah tetap dapat memperoleh pendidikan karakter di Posdaya yang berbasis Hipprada,” papar Haryono.
Selain itu Posdaya yang dekat masjid, di mana jamaah masjid dapat mengembangkan gotong royong untuk membantu pemberdayaan keluarga.
Prioritas ketiga mempunyai kedekatan dengan Panti Asuhan agar anak-anak remaja yang ada di panti asuhan dapat mengembangkan dirinya menjadi pembantu untuk mengasuh pengembangan Posdaya di desanya.
Prioritas lainnya dekat dengan tempat ibu-ibu dan masyarakat lain berkumpul sehingga memudahkan komunikasi untuk ikut serta dalam kegiatan Posdaya di desanya. “Pengembangan Posdaya di pedesaan, baik di sekitar sekolah, atau berbasis tempat ibadah seperti masjid, harus segera diikuti dengan pengembangan unit-unit pelayanan yang bermutu di sekitarnya,” kata Haryono.
Posdaya sebagai pusat informasi dan pemberdayaan, apabila mendapat sambutan masyarakat sekitarnya, akan segera memerlukan unit-unit pelayanan yang siap melayani dalam bidang agama, kesehatan, pendidikan, wirausaha dan pemeliharaan lingkungan yang kondusif untuk meningkatnya gairah pembangunan keluarga. (junaedi)