16/03/2025
Aktual

Realisasi Pembangunan 20 Pabrik Gula Baru Terancam Gagal

JAKARTA–Sekjen Kementerian Perindustrian Anshari Bukhari,mengungkapkan, akibat terkendala ketersediaan lahan, rencana pembangunan 20 pabrik gula baru terancam urung direalisasikan.

“Industri gula memang kurang berjalan, untuk investasi baru sulit, alasannya tidak ada lahan.”

Padahal,kata Anshari,pemerintah telah mencanangkan sesuai kontrak politik antara Menteri Perindustrian M.S. Hidayat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009.

“Industri gula memang kurang berjalan, untuk investasi baru sulit, alasannya tidak ada lahan,” ungkapnya Kamis (3/4).

Kemenperin,katanya, telah bertemu Kementerian Kehutanan untuk memastikan ketersediaan lahan.Ketika itu, Kemenhut menyatakan sudah tersedia lahan.Belakangan, justru dalam perkembangannya justru tidak terealisasi sementara stakeholder sudah siap.

“Pas dilihat ke lokasi dan bertemu bupati setempat, banyak yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat atau kepentingan lain.Tidak ada lahannya. Dari 20 itu paling hanya 1 sepertinya terealisasi itu, saya lupa.”

Padahal, kebutuhan lahan untuk 20 pabrik gula baru sekitar 300.000 ha.Satu pabrik membutuhkan lahan seluas 10.000-15.000 ha untuk aktifitas perusahaan dan perkebunan tebu. “Kalau bangun pabrik baru kan harus berbasis perkebunan tebu, jadi memang membutuhkan lahan.”

Karena,katanya, prasayarat membangun pabrik baru gula (gula kristal putih, gula kristal rafinasi, dan gula kristal mentah) wajib membangun terlebih dahulu perkebunan tebu milik sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan kepemilikan modal asing maksimal 95 persen.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat juga pernah menyatakan, pihaknya pihaknya telah memperjuangkan hal ini selama 2 tahun.“Kami mendapat tugas membangun industrinya, kami sudah mengundang investor dan mendapat komitmen lahan terlantar dari Kemenhut, tetapi faktanya belum ada lahan yang bisa ditanami.” (fitri)

 

Leave a Comment