JAKARTA (Pos Sore) — Lebih dari 50 juta pasien diabetes di seluruh dunia berpuasa selama Ramadan. Di Indonesia, dari pasien diabetes yang mencapai 8,5 juta orang, mayoritas juga ingin berpuasa.
Hasil penelitian menunjukkan, pola makan yang berubah selama berpuasa dapat menimbulkan komplikasi bagi pasien diabetes tipe 2. Di antaranya, rendahnya kadar gula darah (hipoglikemia), meningkatnya kadar gula darah (hiperglikemia), pembekuan darah, dan dehidrasi.
Karenanya, guna membantu para pasien diabetes tipe 2 yang ingin melakukan ibadah puasa selama bulan Ramadan, Merck Sharp and Dohme (MSD) meluncurkan aplikasi ‘Ramadan Diabetes and Me’, Senin (23/6). “Aplikasi android ini memuat informasi penting mengenenai diabetes tipe 2, anjuran dan tips bagi pasien yang ingin berpuasa,” kata Dr. Suria Nataatmadja, Medical Affairs Director MSD Indonesia, di Jakarta.
Dalam aplikasi yang dapat diunduh di Google Play Store secata gratis ini, ada juga fitur pelacak glukosa darah sehingga mempermudah pelaporan kadar glukosa darah pasien kepada dokter selama melaksanakan puasa Ramadan. Selain itu, tersedia fitur lain seperti jadwal salat, berbuka puasa sesuai dengan lokasi pemilik android, dan kompas penunjuk arah kiblat.
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam dari FKUI/RSCM, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, menjelaskan, bagi pasien diabetes tipe 2 yang berpuasa, panjangnya jeda antara asupan makanan dan pengobatan tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula dalam darah jatuh terlalu rendah untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Jika dibiarkan atau tidak segera diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk kehilangan kesadaran, kejang-kejang, dan membutuhkan perawatan darurat.
“Agar ini tidak terjadi, pasien perlu berkonsultasi dengan dokter tentang apa yang dibutuhkan atau melakukan perubahan pengobatan untuk meminimalkan risiko terkait dengan puasa,” katanya. (tety)