Dalam kesempatan itu, pihaknya sudah menikmati kopi arabika dan robusta asli Indonesia. Juga sudah membeli kopi Indonesia sangat banyak.
“Kami berharap pabrik kopi di Jonggol yang kami rancang dari hulu hingga hilir dapat mempererat hubungan kerjasama Turki Indonesia yang memang sudah terjalin sangat lama,” ucapnya.
Turki sendiri bukan negara penghasil kopi. Namun, masyarakatnya memiliki budaya minum kopi sebagaimana budaya minum teh. Nilai impor kopi negara Turki relatif besar mencapai 150 juta dolar AS.
Menurutnya, pembangunan pabrik kopi di Jonggol, menjadi peluang bisnis yang bisa dikerjasamakan dengan Polimedia dalam hal seni kuliner.
Karena itu, setelah peresmian pusat inovasi kemasan, TIKA menawarkan kerja sama membangun pusat barista di kampus Polimedia.
Umit Naci mengatakan kerja sama dan hubungan persaudaraan antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat Turki sudah terjalin sangat lama.
Salah satu buktinya adalah ketika terjadi bencana tsunami Aceh pada 2004, masyarakat Turki hadir memberikan bantuan.
Begitu pula sebaliknya ketika Turki diguncang gempa pada Februari 2023, masyarakat Indonesia datang mengulurkan bantuan.
