-1.4 C
New York
11/02/2025
Aktual

Produksi Susu Sapi Boyolali Turun 15 Ton per Hari

BOYOLALI (Pos Sore) — Dampak abu vulkanik Gunung Kelud mulai dirasakan peternak sapi perah di wilayah Kabupaten Boyolali, Jateng.

Akibat terpapar abu vulkanik, produksi susu sapi mengalami penurunan. Tidak tanggung-tanggung, penurunan produksi mencapai 15 ton/hari.

Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Boyolali, Kuncoro mengungkapkan, tingkat produksi susu Boyolali pada saat normal sebelum erupsi Gunung Kelud, mencapai 90-100 ton/hari. Namun sejak terkena hujan abu, produksi mengalami penurunan sangat tinggi. “Produksi susu sapi merosot atau turun sekitar 10-15 ton/hari,” ungkap Kuncoro, Kamis (20/2).

Menurutnya, penurunan produksi susu ini disebabkan berkurangnya rumput atau pakan hijauan yang diberikan kepada sapi perah. Pasalnya, rumput hijau yang ditanam petani seluruhnya tertutup abu vulkanik, sehingga petani menghindari pemberian pakan hijau-hijauan ke ternak.

Peternak ketakutan memberikan pakan-pakan hijau karena terkontaminasi dengan abu vulkanik sehingga bisa mengakibatkan ternak sakit. Sehingga selama abu vulkanik belum bersih tuntas, kebanyakan peternak terpaksa hanya memberikan pakan selain hijauan, seperti kosentrat, katul, maupun ketela pohon. “Sapi bisa sakit dan terkena batuk bila makan pakan yang terkena abu vulkanik,” imbuh Kuncoro.

Ditambahkan, dampak abu vulkanik Gunung Kelud ini akan terus berlangsung hingga sekitar satu bulan ke depan. Turunnya hujan beberapa hari ini disambut gembira para petani maupun peternak. Air hujan diharapkan dapat membersihkan abu yang menempel. Sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak tercemarnya pakan hijauan ternak. “Produksi menurun, tapi untuk kualitas tetap tidak terpengaruh,” ungkapnya.

Terkait harga susu di Boyolali, Kuncoro menyatakan saat ini sudah berkisar antara Rp 4.400 hingga Rp 4.600 per liternya. Sedangkan produksi susu Boyolali selama ini dipasok ke industri pengolahan susu besar di Jakarta maupun Salatiga. (dra)

Leave a Comment