“Harus dilakukan studi kelayakan, desa mana yang sudah mampu memiliki apotek desa dan desa mana yang belum waktunya,’’ tuturnya.
Selain memberikan support berupa SDM, Hisfarma juga siap memberikan dukungan berupa studi kelayakan penyelenggaraan apotek desa.
“Bagaimana manajemen sistem keuangan, pengelolaan barang dan pelayanan farmasi klinik di Apotek Desa,’’ tutur apt Surya Wahyudi yang sempat bekerjasama dengan sejumlah BUMDes di Indonesia.
Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh Wakil Sekjen Dr apt Yusransyah dan apt Dra Tresnawati, serta Kepala Badiklat apt Totok Sudjianto ini juga menyoroti ketersediaan apoteker yang mau bekerja di desa.
Menurut apt Noffendri, ia yakin apoteker akan bersedia ditempatkan didesa asalkan dijamin kesejahteraan dan keamanannya.
Dikatakan, keberadaan apoteker sangat dibutuhkan hingga ke tingkat desa. Hal ini sesuai Permenkes No. 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Dalam Permenkes tersebut disebutkan, apoteker dapat berperan meningkatkan pencapaiaan cakupan dengan melakukan home care/farmasi klinik.
Dalam kesempatan itu, Ikatan Apoteker Indonesia mengusulkan beberapa hal, agar program Apotek Desa/Kelurahan ini dapat berjalan optimal dan terpenuhi kebutuhan apotekernya.