JAKARTA (Pos Sore) — Ini analisis pengamat dan pakar politik. Posisi Joko Widodo alias Jokowi yang selalu berada di urutan paling atas apabila maju sebagai calon presiden, akan tenggelam apabila Tri Rismaharini juga maju.
Apalagi jika Risma berpasangan dengan Prabowo Subianto, satu-satunya calon presiden dari Partai Gerindra. “Pasangan Prabowo – Rismaharini akan jadi saingan berat Jokowi pada pilpres 2014. Popularitas Risma akan membuat keok Jokowi karena namanya semakin menanjak, bahkan telah memperoleh predikat wali kota terbaik sedunia bulan Februari 2014,” ulas Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S Bakry kepada Pos Sore pekan ini.
Hal senada dilontarkan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro . Siti menilai apabila Prabowo berduet dengan Walikota Risma, popularitas Jokowi akan memudar. Apalagi Walikota ini berpengalaman dan praktik langsung memakmurkan masyarakat.
“Ibu Risma ini sudah teruji, bisa memberdayakan masyarakat dan terjun langsung di masyarakat. Berbeda dengan Jokowi yang hingga sampai saat ini belum memberikan hasil baik dalam memimpin Jakarta,” tegas Siti yang dihubungi terpisah.
“Apabila Prabowo berduet dengan Walikota Risma, popularitas Jokowi akan memudar.”
Adu otak, taktik dan strategi kini sedang dilakukan pimpinan partai-partai politik. Selain menyebut nama A Hok alias Basuki Tjahaya Purnama yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Partai Gerindra konon juga sedang mengelus Rismaharini bakal jadi cawapres Prabowo Subianto (baca: Megawati, Prabowo…Memeras Otak).
Menurut Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Soepriyatno, keberhasilan Tri Rismaharini memimpin Surabaya ternyata menarik minat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk menggandengnya, sebagai bakal calon wakil presiden (Cawapres) dalam Pilpres, 9 Juli nanti.
Soepriyatno menekankan, cawapres yang digandeng Prabowo adalah figur dan tokoh yang benar-benar dapat menambah suara, pro rakyat, dan mempunyai ideologi sebagaimana yang diusung Gerinda.
Selain itu, berdasar kurva atau matrik kepemimpinan nasional, tokoh tersebut juga punya kepedulian, keberpihakan pada kepempimpinan masyarakat, anti korupsi, nasionalisme tinggi, dan mau bekerja untuk rakyat.(lya/junaedi)