STOCKHOLM (Pos Sore) — Seorang muslimah Swedia mengalami peristiwa tak menyenangkan ketika seorang petugas keamanan di sebuah bandara kecil di utara menarik paksa jilbab yang dipakainya hingga terlepas di depan umum.
“Petugas wanita itu bertanya pada saya ‘Apa yang ada di kepala Anda’,” kata Saama Sarsour, seorang pegawai negeri kepada suratkabar Svenska Dagbladet (SvD) tentang pengalamannya di bandara Arvidsjaur, utara Swedia.
Sarsour sedang berada di bandara Arvidsjaur ketika detektor logam berbunyi. Setelah petugas memintanya untuk melepas jilbabnya, Sarsour menawarkan diri untuk melepas jilbabnya di ruang pribadi.
Lalu petugas itu menarik jilbabnya dengan paksa hingga terlepas di hadapan ratusan penumpang di bandara. “Saya sangat terkejut,” tambah Sarsour.
Setelah insiden itu, muslimah yang bekerja untuk agen keamanan sosial Skatteverket melaporkannya ke polisi. Namun polisi menolak menginvestigasi kasus itu dengan alasan hal itu bukan termasuk kasus kejahatan karena kebencian.
Komunitas muslim berjumlah antara 450.000 hingga 500.000 jiwa dari sembilan juta penduduk Swedia. Ini data dari Departemen Luar Negeri AS tahun 2011.
Islam menganggap jilbab sebagai pakaian yang wajib dipakai seorang muslimah. Seorang pejabat bandara bernama Ralf Lundberg malah membenarkan tindakan petugas wanita yang dianggap melakukan perbuatan anti-Islam.
“Mereka telah melakukan tugasnya Semua petugas telah menjalani pendidikan dan pelatihan yang menyeluruh untuk memastikan agar tak seorang pun membawa benda berbahaya melewati sekuriti,” kata Lundberg.
Namun begitu, seorang jubir untuk perusahaan bandara terbesar Swedia mengiritik tindakan petugas keamanan itu.
“Hukum pidana menyebutkan bahwa aksi penggeledahan harus dilakukan di tempat terpisah. Itulah sebabnya kami memiliki ruang terpisah untuk ini,” tegas Klas Nilsson, jubir untuk Swedavia.
Menurut sejumlah pakar penerbangan, para staf bandara semestinya memenuhi keinginan para penumpang sepanjang hal itu sesuai dengan peraturan.
Insiden di bandara itu bukanlah yang pertama dengan sasaran orang muslim Swedia. Pada tahun 2013 saja telah terjadi sekitar 300 kasus kejahatan karena kebencian terhadap orang muslim di negara Skandinavia ini.
Pada Januari lalu, sebuah masjid di Stockholm telah diserang. Sekelompok orang tak dikenal telah mencoret dan menuliskan lambang swastika di pintu masjid. Sebagai wujud solidaritas, satu hari kemudian, beberapa karangan bunga warna merah jambu dan putih telah dipasang untuk menutupi lambang swastika di pintu masjid.
Serangan lain terjadi pada November 2013 ketika beberapa kaki babi dilempar ke dalam sebuah masjid di selatan Stockholm.
Menurut Dewan Nasional Swedia untuk Pencegahan Kejahatan, insiden seperti ini semakin meningkat sehingga banyak orang muslim terpaksa tidak salat di dalam masjid.(onislam/meidia)