-0.1 C
New York
03/12/2024
Aktual Ekonomi

Perum BULOG dan PT BLST Bersinergi dalam Pengembangan Pertanian Cerdas Iklim untuk Ketahanan Pangan

BOGOR,  PosSore — Perum BULOG dan PT Bogor Life Science and Technology (PT. BLST) menjalin kerjasama strategis dalam pengembangan pertanian cerdas iklim pada komoditas padi. Kerjasama ini bertujuan meningkatkan produktivitas petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional melalui penerapan teknologi modern dan penggunaan bibit unggul. Upaya ini juga diharapkan dapat membantu BULOG dalam menjaga stabilitas dan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Penandatanganan Nota Kesepahaman ini berlangsung di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, dengan hadirnya Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Mokhamad Suyamto, serta Direktur PT BLST IPB, Dr. Ir. Naufal Mahfudz, MM.

Dalam MoU ini, terdapat tiga ruang lingkup utama yaitu: introduksi dan pendampingan penerapan teknologi budidaya padi cerdas iklim di lahan petani mitra binaan oleh PT BLST, pembelian hasil produksi gabah kering panen dari hasil penerapan teknologi tersebut oleh Perum BULOG, dan pelaksanaan riset bersama untuk menguji teknologi budidaya yang paling tepat diterapkan di lokasi yang disepakati.

Dalam sesi tanya jawab, Mokhamad Suyamto menjelaskan bahwa BULOG memiliki tanggung jawab dalam mengelola CBP untuk memastikan ketersediaan stok beras pemerintah.

“Selama ini, pengadaan beras kita banyak melalui mitra kerja. Namun, kami kini sedang menggalakkan program huluisasi, di mana BULOG mulai bergerak ke hulu dengan membangun Modern Rice Milling Plant serta menjalin kerjasama langsung dengan petani melalui Program Mitra Tani,” ujar Suyamto Rabu (4/8).

Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani, memberikan kepastian bahan baku gabah bagi BULOG, dan pada akhirnya memperkuat stok beras pemerintah.

Lebih lanjut, Suyamto menambahkan bahwa dengan MoU ini, BULOG akan mendapatkan benih unggul yang didukung oleh teknologi budidaya yang dikawal secara ketat.

“Kami akan mencoba konsep Asta Catha Padi di beberapa lokasi. Dengan adanya lahan hasil kerjasama ini, kami memiliki kepastian stok beras di gudang BULOG, yang penting saat harga pasar tinggi atau ketika bersaing dengan pihak swasta,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur BLST IPB, Naufal Mahfudz, menekankan bahwa MoU ini merupakan langkah awal untuk mendiseminasikan teknologi inovatif kepada masyarakat. “Kerjasama ini bertujuan untuk membawa teknologi canggih ini lebih dekat ke petani, sehingga mereka dapat merasakan manfaatnya,” ungkap Mahfudz.

Direktur PT Botani Seed Indonesia, Dadang Syamsul Munir, yang juga hadir pada acara tersebut, menambahkan bahwa implementasi teknologi Padi Cerdas Iklim ini ditargetkan mulai pada awal 2025.

“Kami telah berdiskusi dengan BULOG mengenai penerapan rumusan teknologi ini, dan berbagai varietas unggul yang dikembangkan IPB akan mulai diuji di beberapa lokasi,” ujar Dadang.

Pernyataan Dadang Syamsul Munir mengenai penerapan varietas unggul IPB pada awal tahun depan memiliki makna penting dalam konteks huluisasi Bulog. Huluisasi, yaitu pergeseran strategi Bulog untuk lebih terlibat di sektor hulu pertanian, memerlukan penggunaan teknologi dan benih unggul yang tepat guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.

Dengan memanfaatkan tujuh varietas padi yang dikembangkan oleh IPB, Bulog akan dapat memastikan bahwa gabah yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan sesuai dengan berbagai kondisi lahan di Indonesia.

Varietas-varietas padi yang disebutkan oleh Dadang Syamsul Munir, seperti varietas unggul IPB, dirancang untuk memiliki keunggulan masing-masing, baik dari segi produktivitas, ketahanan terhadap penyakit, maupun adaptabilitas terhadap berbagai jenis tanah dan iklim. Dengan mengimplementasikan varietas ini, Bulog akan mampu meningkatkan efisiensi dan hasil panen petani mitra, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Pernyataan ini juga mencerminkan keseriusan Bulog dalam menjalankan program huluisasi secara komprehensif. Dengan dukungan riset dan teknologi dari IPB, Bulog tidak hanya akan mengamankan pasokan gabah dari petani, tetapi juga memastikan bahwa hasil produksi memiliki kualitas yang dapat diandalkan untuk kebutuhan nasional.

Mokhamad Suyamto menutup dengan menyampaikan bahwa stok beras BULOG saat ini mencapai 1,4 juta ton yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Stok ini akan digunakan untuk menstabilkan harga beras pada periode kritis November hingga Februari mendatang. (aryo)

 

Leave a Comment