JAKARTA, PosSore – Pergantian kepemimpinan dalam sebuah lembaga strategis seperti Perum BULOG selalu menjadi momen penting yang menentukan arah kebijakan ke depan. Kali ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi menunjuk Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya, S.I.P., M.I.P. sebagai Direktur Utama Perum BULOG, menggantikan Wahyu Suparyono.
Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-30/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025. Bersama Wahyu, Iryanto Hutagaol yang menjabat sebagai Direktur Keuangan Perum BULOG juga mengakhiri masa tugasnya.
Keduanya baru menjabat dalam waktu yang relatif singkat, di mana Wahyu Suparyono ditunjuk sebagai Direktur Utama pada September 2024, menggantikan Bayu Krisnamurthi yang hanya menjabat selama 10 bulan sejak Desember 2023. Sementara itu, Iryanto Hutagaol mulai bertugas sebagai Direktur Keuangan pada Oktober 2024, menggantikan Bagya Mulyanto.
Kini, estafet kepemimpinan BULOG berada di tangan Novi Helmy Prasetya, yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI. Bersama Novi, Hendra Susanto—mantan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia—turut dipercaya sebagai Direktur Keuangan.
Pergantian ini membawa harapan besar terhadap keberlanjutan program ketahanan pangan serta efisiensi tata kelola BULOG dalam menghadapi tantangan distribusi dan stabilitas harga pangan di Indonesia.
Tidak hanya di jajaran direksi, susunan Dewan Pengawas Perum BULOG pun mengalami perubahan. Berdasarkan SK Nomor: SK-29/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025, Wicipto Setiadi resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai anggota Dewan Pengawas. Posisinya kini digantikan oleh Verdianto Iskandar Bitticaca, seorang purnawirawan Polri yang sebelumnya mengemban amanat sebagai Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi.
Dengan formasi kepemimpinan baru ini, Perum BULOG diharapkan dapat semakin adaptif dalam menghadapi dinamika sektor pangan nasional. Dengan berbagai tantangan yang terus berkembang, seperti fluktuasi harga beras, perubahan pola produksi petani, dan dinamika pasar global, BULOG perlu mengoptimalkan strategi pengadaan dan distribusi pangan.
Tim baru yang dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya diharapkan dapat membawa pendekatan yang lebih fleksibel dan inovatif dalam mengelola cadangan pangan pemerintah, termasuk dalam menyesuaikan strategi dengan kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) yang baru ditetapkan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi BULOG adalah mencapai target pengadaan beras tahun 2025 tiga juta ton yang lebih ambisius dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan adanya kebijakan HPP yang lebih tinggi, BULOG harus mampu menyeimbangkan antara kepentingan petani dan stabilitas harga di pasar.
Tim kepemimpinan baru perlu memastikan bahwa harga yang ditetapkan tetap menguntungkan bagi petani sekaligus tidak membebani konsumen. Selain itu, strategi pengadaan yang lebih efektif dan efisien juga diperlukan agar BULOG dapat memenuhi target tersebut tanpa mengalami kendala logistik yang signifikan.
Untuk menjaga stabilitas pangan di seluruh negeri, BULOG juga perlu memperkuat sistem distribusi dan cadangan beras nasional. Dengan perubahan dalam HPP, tantangan dalam penyimpanan dan penyaluran beras menjadi lebih kompleks, terutama di tengah ancaman cuaca ekstrem dan ketidakpastian global.
Oleh karena itu, inovasi dalam tata kelola rantai pasok, peningkatan infrastruktur pergudangan, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan akan menjadi kunci dalam memastikan distribusi yang lebih merata dan berkelanjutan. Keberhasilan tim baru BULOG dalam menghadapi tantangan ini akan sangat menentukan efektivitas program ketahanan pangan nasional di masa mendatang. (aryodewo)