-
Kepala Batan DR. Djarot Sulistio Wisnubroto saat membubuhkan tanda tangan pada kegiatan Pertemuan Ilmiah Ilmu Bahan (PIIB) yang diadakan Pusat Sain Teknologi Bahan Maju (PSTBM)
SERPONG (Pos Sore) — Pusat Sain Teknologi Bahan Maju (PSTBM) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyelenggarakan kegiatan ilmiah tahunan bertajuk ‘Pertemuan Ilmiah Ilmu Bahan (PIIB)’, di gedung Dewan Riset Nasional (DRN) Pusat Penelitian dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Banten.
Kegiatan ini sebagai upaya mendesiminasikan dan mengoptimalkan pemanfaatan fasiltias penelitian nuklir canggih yang dimiliki PSTBM oleh para peneliti dan pelaku industri dari lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan stakeholders lainnya.
Kepala Batan DR. Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan Batan sudah lama memiliki Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) yang mampu mengkarakterisasi bahan yang tahan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), reaktor dan reaktor daya eksperimen.
Djarot menjelaskan, teknologi bahan material dengan memanfaatkan neutron dari reaksi nuklir mampu melihat karakteristik logam dan material lainnya sehingga dapat meningkatkan kualitas dan nilai kompetitif suatu produk.
“Hal ini menjadi bukti, nuklir tidak hanya menghasilkan energi namun juga bermanfaat untuk bidang pangan, teknologi bahan, kesehatan dan lingkungan,” katanya, di sela kegiatan itu, Rabu (2/11).
Dikatakan Neutron bisa mengkarakterisasi bahan presisi tinggi, levelnya berbeda dengan bahan industri biasa.
Reaktor nuklir sendiri bisa menghasilkan banyak populasi neutron. Ini karena reaktor nuklir adalah instalasi nuklir yang di dalamnya dapat terjadi proses reaksi nuklir. Reaksi nuklir ini terjadi antara unsur uranium sebagai bahan bakar reaktor dengan partikel kecil yang disebut neutron.
“Setiap kali terjadi reaksi nuklir akan menghasilkan populasi neutron sebanyak 10 pangkat 12 hingga pangkat 14 neutron/cm/detik. Jumlah populasi tersebut dapat digunakan untuk memproduksi radioisotop dan penelitian bahan material logam,” paparnya.
Ia menjelaskan, penggunaan neutron juga sangat efektif untuk melakukan karakterisasi struktur unsur logam, menganalisis unsur lingkungan atau bahan lainnya dengan akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode lainnya.
Terkait dengan teknologi karakterisasi bahan, BATAN memiliki fasiltias teknik berkas neutron dan teknik analisis nuklir (TAN) yang dimiliki PSTBM. PSTBM juga mengoperasikan fasilitas karakterisasi bahan lainnya, yaitu X-Ray Diffactometer (XRD), Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS) dan lainnya, yang bisa digunakan oleh para peneliti, perguruan tinggi, dan industri.
“Dengan penguasaan teknologi karakterisasi bahan logam dan logam paduan, Batan telah berhasil mengembangkan bahan logam yang kemudian diaplikasikan untuk fabrikasi bahan bakar dan bahan kendali Reaktor Serbaguna GA Siwabessy, RSG-GAS,” kata Djarot.
Djarot melanjutkan, dengan kemampuan tersebut, pada 1995 Batan sudah dapat memenuhi sendiri kebutuhan bahan bakar di RSG-GAS dan bahan kendali untuk reaktor TRIGA 2000 di Bandung.
“Selain untuk bahan bakar dan bahan kendali reaktor, PSTBM juga mengembangkan teknologi radiografi neutron untuk bahan baterai, magnet, logam baja, dan biomaterial,” tambahnya.
Kepala Pusat PSTBM, Gunawan, mengungkapkan, neutron mampu melihat karakterisasi dan struktur bahan-bahan yang diteliti. Neutron juga memiliki daya tembus besar meskipun objek yang diteliti kecil.
“Dalam penelitian baterai kita buat baterai lithium pada tahap awal sudah bisa dipakai menyalakan senter, kipas angin dan charging ponsel. Baterai ini, berbeda dengan baterai konvensional mengandung bahan berbahaya bagi badan ketika tersentuh atau terhirup,” paparnya.
Gunawan menambahkan, saat ini sejumlah industri sudah bekerja sama dengan Batan terkait teknologi bahan. Salah satunya PT Astra Otoparts dalam pengembangan baterai otomotif dengan teknologi nuklir untuk melihat karakterisasi komponen strukturnya.
Selain itu, dilakukan pengembangan bahan magnet dengan perusahaan cat PT Sigma Utama. Nantinya, kata Gunawan, produk cat tersebut dapat dibuat anti radar. Objek seperti kapal dengan cat itu tidak terdeteksi radar untuk antisipasi serangan musuh.
“Di samping bidang itu, teknologi bahan juga bisa dipakai untuk melihat karakteristik dan perilaku sebuah virus sehingga dapat membantu pembuatan vaksin yang tepat untuk pengobatannya,” tambah Gunawan. (tety)