2.7 C
New York
03/12/2024
Aktual

Pengurus Masjid Raya Ittihaad Dukung Rekonsiliasi 01 dan 02 Demi NKRI

JAKARTA (Pos Sore) — Pertemuan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) dengan capres Prabowo Subianto (Prabowo) di Jakarta, Minggu 14 Juli 2019, mendapat perhatian dari banyak pihak. 

Pertemuan itu seolah mengirimkan pesan kepada seluruh masyarakat, baik pendukung pasangan capres/cawapres 01 (Jokowi-Amin) maupun capres/cawapres 02 (Prabowo-Sandi) agar kembali bersatu dalam kedamaian dengan menanggalkan perbedaan dan perseteruan yang selama ini mewarnai kehidupan sehari-hari selama pilpres 2019.

Ungkapan sikap legowo dan dukungan terhadap persatuan bangsa pasca pilpres 2019 juga disampaikan pengurus Masjid Raya Al Ittihaad, Masjid besar yang berada di kawasan Tebet Jakarta Selatan. Masjid Raya tersebut selama pilpres lalu dikenal sebagai basis jemaah pendukung capres 02. 

Menanggapi rekonsiliasi politik antara Jokowi-Prabowo, Wakil Sekretaris Umum Yayasan Al Ittihaad, Rustam Amiruddin MSi mengatakan ada dua pendapat untuk kejadian pertemuan kedua tokoh itu. Pertama, mendukung dan  kedua, mengkritisi pertemuan itu dengan berbagai macam alasan.

Kalau dari pihaknya sendiri, menurut Rustam selama kegiatan itu untuk kepentingan bangsa dan negara tentu tidak bermasalah. Sebab rekonsiliasi pertemuan itu bukan berarti kubu Prabowo menerima jatah menteri dan lain-lain, melainkan hanya sekedar silaturahmi biasa untuk meredam situasi yang selama ini memanas. 

“Kita melihat statement Pak Prabowo, bagaimana tidak ada lagi kecebong dan kampret, beliau adalah Merah Putih (jadi) yang ada adalah NKRI,” tegas Rustam saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Senin (15/7).

Dengan adanya pertemuan itu juga mulai menunjukkan adanya titik temu dan sikap legowo dari kedua belah pihak. Kekalahan yang dialami oleh kubu capres 02 merupakan bagian dari pertarungan politik yang harus diterima. Sebab dalam sebuah pertarungan menang-kalah adalah hal biasa.

Bagi pengurus Masjid Raya Ittihaad, keputusan MK terhadap gugatan sengketa pemilu yang sudah dikeluarkan sudah merupakan keputusan hukum tertinggi. Hal ini terlepas dari kecurangan-kecurangan yang ada. Putusan MK ini menurutnya sudah menjadi hukum negara.

Dan ia meyakini langkah Prabowo untuk mengatasi kegundahan di barisan grassroot, Prabowo akan menjelaskan perihal rekonsiliasi dan sikap legowo ini dalam waktu dekat kepada semua pendukungnya. Sehingga para pendukung itu tidak menimbulkan tanda tanya. 

“Bagi kami dalam pertarungan itu ada kalah, ada menang, itu hal yang biasa. Cuma mungkin sebagian konstituen di bawah menganggap bahwa pertarungan kemarin itu tidak fair”, ungkapnya. 

Rustam juga menepis anggapan publik yang mengira bahwa Prabowo akan masuk ke pemerintahan, khususnya dalam hal ini partai Gerindra dan teman-teman atau akan meminta jatah menteri dikabinet. 

“Kami mengenal Pak Prabowo itu sangat lama dan beliau berjuang untuk NKRI, bukan hanya sekarang. Jadi menurut saya, kita percayakan saja pada beliau beliau yang merekonsiliasi ini”, ujarnya.

Rustam sendiri mengaku tidak tahu menahu perihal rencana pertemuan Prabowo dengan Jokowi sebelumnya. Hanya saja di beberapa medsos ia mendapati rumor bahwa TKN dan BPN sudah melakukan lobi-lobi untuk meredam konflik yang di bawah. Pihak Masjid dan Gerinda pastinya merespon positif pertemuan ini selama untuk kepentingan umat. 

“Sebenarnya tidak masalah, umat adalah NKRI. Demi persatuan yang ada, kalau kita dari masjid menginginkan kondisi negara yang kondusif, umat tidak lagi terpecah belah. Tapi lebih mengedepankan merah putih. Tidak ada istilah ‘cebong’ dan ‘kampret’,” tegas Rustam.

Ia juga berharap tingkat kesadaran berpolitik masyarakat semakin dewasa dan bijaksana. Sebab menurutnya politik adalah seni, sehingga yang ada adalah kepentingan, tidak ada kawan abadi,  yang ada kepentingan politik. (tety)

Leave a Comment