JAKARTA (Pos Sore) — Pesatnya perkembangan era digitalisasi telah menawarkan sederet kemudahan bagi para penggunanya.
Hampir seluruh aktivitas dapat dilakukan dengan ruang serbadigital. Kebiasaan itu, kini dilakukan oleh hampir seluruh lapisan elemen masyarakat, terutama kaum milenial.
Namun untuk menjalani aktivitas di dunia maya tersebut, para pengguna khususnya milenial diwanti-wanti untuk selalu berhati-hati dalam setiap menjalankan aktivitasnya di ruang digital.
Jika tidak, beragam hal negatif akan menyertainya. Dalam hal ini, kecakapan pengguna dalam menjelajahi ruang digital sangat diperlukan.
Untuk mengasah kecakapann itu, maka sangat diperlukan suatu literasi yang membahas ihwal kiat-kiat berselancar di dunia maya atau ruang digital.
Anggota DPR RI, Alimin Abdullah mengatakan, sangat penting pada abad digital ini untuk generasi milenial dapat menguasai dan mampu menggunakan perangkat digital maupun perangkat internet dengan baik.
“Penguatan literasi digital menjadi sangat penting yang nantinya akan memberikan informasi serta pengetahuan kepada kita semua,” katanya.
Ia menyampaikan hal itu menjadi narasumber dalam webinar bertajuk “Ngobrol Bareng Legislator: Penguatan Literasi Digital untuk Membentuk Karakter Milenial”, Kamis, 7 April 2022.
Menurutnya, generasi milenial harus mampu menggunakan, memanfaatkan serta berkontribusi pada ruang digital dan media internet.
Jika kemampuan ini sudah dimiliki diharapkan generasi milenial bisa memberikan kesan positif dan berperan pada ruang digital pada saat ini dan pada masa mendatang.
Senada dengannya, Tenaga Ahli DPR RI, M. Hariman Bahtiar menuturkan, literasi digital ini akan mampu membantu para kaum milenial untuk dapat memahami dan memakai informasi dari berbagai sumber, yang bisa diakses melalui komputer.
Dari buku Literasi Digital, UNESCO menjelaskan tentang literasi digital yang berhubungan dengan life skills (kecakapan).
“Kemampuan ini tak hanya melibatkan teknologi saja, tetapi kemampuan untuk belajar, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif untuk kompetensi digital,” jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, menjelaskan, dalam hal ini, Kementerian Kominfo hadir untuk menjadi garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital Indonesia.
Menurutnya, Kemenkominfo memiliki peran sebagai regulator, fasilitator, dan ekselerator di bidang digital Indonesia.
Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis empat pilar utama, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan pemahaman digital.
“Hingga tahun 2021 tahun program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia,” pungkasnya.