KUALALUMPUR (Pos Sore) — Memasuki hari ketiga, tim SAR dari 10 negara belum berhasil menemukan pesawat Boeing 777 milik Maskapai Airlines yang hilang di antara perbatasan Malaysia dan Vietnam.
Namun dua penumpang yang diduga memakai paspor curian berhasil diketahui. Keduanya adalah warga Iran. Pihak Interpol menyebutkan kedua pria Iran itu bepergian menggunakan paspor curian untuk menumpang pesawat MH370 yang hilang misterius pada Sabtu lalu.
“Teman, yang mengenal salah satu pelaku sebagai teman sekolahnya saat di Iran, mengatakan keduanya membeli paspor palsu karena ingin bermigrasi ke Eropa.”
Sumber BBC versi bahasa Persia mengutip pernyataan seorang warga Iran yang menjadi teman salah satu dari mereka. Menurut orang tersebut, ia menjadi tuan rumah keduanya setelah mereka tiba di Kuala Lumpur dari Teheran. Mereka menginap selama beberapa hari sebelum naik pesawat tujuan ke Beijing.
Teman, yang mengenal salah satu pelaku sebagai teman sekolahnya saat di Iran, mengatakan keduanya membeli paspor palsu karena ingin bermigrasi ke Eropa.
Keduanya pergi dengan paspor milik Christian Kozel, warga Australia berusia 30, dan Luigi Maraldi, warga Italia berusia 37 tahun. Mereka membeli paspor di Kuala Lumpur dan juga tiket ke Amsterdam melalui Beijing.
“Kedua penumpang gelap itu ternyata ingin mencari tempat tinggal yang baru. Sebelumnya, Malaysia dan Thailand, dimana paspor itu pertama kali dicuri, memiliki komunitas Iran dalam jumlah besar.”
Salah seorang dari mereka ingin pergi ke Frankfurt tempat ibunya tinggal. Sementara yang satu lagi ingin ke Denmark. Sumber yang sama yang berbicara kepada wartawan BBC Persia juga mengirim imel ke CNN beserta foto dirinya bersama dengan dua temannya itu beberapa hari sebelum mereka pergi.
Kedua penumpang gelap itu ternyata ingin mencari tempat tinggal yang baru. Sebelumnya, Malaysia dan Thailand, dimana paspor itu pertama kali dicuri, memiliki komunitas Iran dalam jumlah besar.
Berbagai sanksi dunia yang dipimpin Amerika terhadap Iran telah menyebabkan kemacetan pertumbuhan ekonomi. Akibatnya banyak pemuda Iran nekad pergi ke Eropa, Amerika Utara atau Australia, baik legal atau pun ilegal.
Bukan Aksi Teroris
Tim penyelidik di Malaysia juga menilai kemungkinan tentang kemungkinan hilangnya pesawat MH370 yang membawa 239 orang sebagai target serangan. Ini ditegaskan para pejabat AS dan Eropa yang dekat dengan penyelidik.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan aksi teror,” ujar sebuah sumber keamanan Eropa, seraya menambahkan tentang tidak adanya penjelasan tentang apa yang terjadi atau dimana pesawat itu sekarang.
Bahkan Cabang Khusus Malaysia, yang memimpin investigasi lokal, juga berbagai agen spionase di Amerika dan Eropa menolak kemungkinan keterlibatan milisi dalam insiden pesawat jatuh.
Pemerintah Malaysia mengakui bukti yang ada sejauh ini tidak mendukung kemungkinan adanya serangan sebagai penyebab hilangnya pesawat. Gangguan mekanis atau masalah yang dihadapi pilot bisa menjadi pemicu pesawat jatuh.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan aksi teror,” ujar sebuah sumber keamanan Eropa, seraya menambahkan tentang tidak adanya penjelasan tentang apa yang terjadi atau dimana pesawat itu sekarang.
Sekalipun begitu, tidak tertutup teori kalau pesawat diserang. Pandangan ini mengacu pada bukti elektronik yang mengindikasikan pesawat mungkin berbelok kembali ke Kuala Lumpur sebelum hilang.(dari berbagai sumber/meidia)