MELBOURNE (Pos Sore)— Setelah bermukim di Kota Melbourne selama bertahun-tahun, pasangan suami istri muslim Australia Susan Carland dan Waleed Aly telah menjadi model peran terkenal untuk orang-orang muslim yang sukses dan modern. Keduanya mampu mencerminkan ajaran Islam melalui kepribadian mereka yang menyenangkan, cerdas dan agamis.
Aly mengekspresikan ketaatannya dalam beribadah dalam kehidupan politik, etika dan berbagai persoalan masyarakat, ujar editor Scott Stephens.
Pasangan ini mampu menggabungkan dua tradisi besar dalam Islam yaitu sisi kritis, intelektual, keras kepala serta sisi taat beribadah dan ramah.
Selama bertahun-tahun, pasutri ini menjadi model orang muslim yang mampu berintegrasi dengan masyarakat Australia dengan memadukan agama dan modernitas.
Aly (35) adalah seorang pembawa acara di media massa. Ia menjadi pembawa acara talkshow radio selama dua jam di ABC (siaran publik nasional Australia) setiap Senin hingga Kamis, kolumnis di ‘Sydney Morning Herald’ dan pembaca berita di dua stasiun televisi pada Jumat dan akhir pekan.
Pria keturunan Mesir ini memulai karirnya di media sejak 2009. Kini ia sedang mengambil gelar Ph.D. dengan penelitian mengenai terorisme di Monash University. Istrinya, Susan (34) masuk Islam ketika berusia 19 tahun dan mendapat kecaman keras dari keluarganya yang beragama Kristen.
Wanita kulit putih yang juga ibu dua anak ini sedang menyelesaikan Ph.D. yang membahas tentang wanita muslim dalam memerangi seksisme dengan menggunakan agama mereka untuk mempertahankan feminisme ketimbang merintanginya.
Susan juga banyak menulis artikel di media massa. Selain itu, ia memberikan wawancara yang membahas berbagai kesamaan antara Islam dan feminisme. “Ia dapat menyitir berbagai kisah tentang wanita dalam Alquran dan mengaplikasikannya pada pria dan wanita masa kini,” kata Saara Sabbagh, pendiri organisasi wanita muslim Benevolence Australia. Ia berkawan dengan Susan selama 20 tahun terakhir.
Pasutri ini kerap mengalami diskriminasi dan sentimen anti-Islam setelah peristiwa 11 September 2001. Namun situasinya berubah dengan meningkatnya kontribusi orang muslim dalam masyarakat negeri kangguru ini.
Masyarakat muslim sudah ada di Australia sejak lebih dari 200 tahun dan mewakili 1,7 persen dari 20 juta jiwa. Islam adalah agama terbesar kedua setelah Kristen. Sejak 2001, orang muslim kerap dicurigai dan jiwa patriotisme diragukan. Jajak pendapat 2007 yang dilakukan lembaga pemikir Issues Deliberation Australia (IDA) menunjukkan orang Australia pada dasarnya menganggap Islam sebagai ancaman gaya hidup Australia.
Laporan pemerintah terkini mengungkapkan orang muslim menghadapi Islamfobia dan perlakuan berdasarkan ras yang belum pernah dialami sebelumnya.
Sekalipun mengalami berbagai sentimen anti-Islam, pasutri ini selalu menjadi sorotan publik dalam berbagai acara pertunjukan yang mereka ikuti.(onislam/meidia)