AMSTERDAM (Pos Sore) – Kementerian perdagangan bersama Kedutaan Besar Republik di Belanda, menggelar Ethic Food Eropa 2015. Dalam industri kuliner, pameran ini menjadi kiblatnya beragam pangan khas berbagai negara.
“Acara yang diadakan satu tahun sekali ini juga dihadiri beberapa negara yang memamerkan olahan hasil bumi, produk makanan jadi, maupun bumbu, dan rempah-rempah etnik,” jelas Detty Janssen Account & Project Director, dalam siaran persnya, Rabu (14/1).
Pameran ini dinilai menjadi pintu masuk untuk terjadinya perdagangan antara negara dari berbagai belahan dunia yang bisa membantu perkembangan industri makanan dan minuman (F&B) di negara masing-masing.
“Keterlibatan Indonesia dalam even ini untuk pertama kalinya. Indonesia menjadi negara pertama dari kawasan Benua Asia dan Afrika yang berhasil berlaga di ajang perdagangan industri kuliner bergengsi tingkat internasional ini,” tambahnya
Ajang Ethnic Food Eropa sendiri menjadi platform utama para jaringan industri kulinari. Pengunjung juga dapat menemukan resep yang inovatif dan otentik, rasa makanan sehat dan lezat, dan dapat mengetahui informasi mengenai perkembangan pasar food service terbaru dari berbagai negara. Sebut saja dari Asia, Arab, Cina, India, Meksiko, Turki, Afrika Utara, Timur Tengah, Afro Karibia, hingga Indonesia.
Berdirinya Paviliun Indonesia menjadi bukti sekaligus pengakuan internasional pada kekayaan rempah, bahan baku, sekaligus makanan Indonesia yang memiliki identifikasi unik serta nilai budaya yang penting bagi di dunia.
Paviliun Indonesia berdiri di atas area seluas 60 meter persegi ini diprakarsai Kementrian Perdagangan Indonesia bersama Atase Perdagangan Indonesia di Belanda, Rinaldi Agung Adnyana, dan didukung oleh Kedutaan Republik Indonesia yang ada di Belanda.
Dalam Paviliun ini diperkenalkan bahan, bumbu, dan hidangan Indonesia sehingga berhasil menjadi pintu masuk bagi negara-negara lain untuk mengenal Indonesia, hasil bumi, dan masakannya dari dekat. Sebelumnya, tarian bali pun dipersembahkan bagi pengunjung untuk membuka serangkaian acara di dalam Paviliun Indonesia.
Sedikitnya 14 ribu pengunjung per hari dari berbagai belahan dunia datang ke acara ini dan menyaksikan bagaimana tim Indonesia bersatu-padu memperkenalkan pangan lokalnya. (tety)