KOTA GAZA (Pos Sore) — Masih ingat pemenang Arab Idol 2013, Mohammed Assaf? Saat para penggemarnya mencoba mendekatinya, sekelompok pria berwajah garang mendorong kerumunan massa.
Mereka melindungi selebriti muda itu dari ancaman bahaya. Ya, mereka adalah pengawal pribadi, hasil didikan Secure Land, sebuah perusahaan jasa keamanan (bodyguard) pertama di Jalur Gaza, Palestina. Menjaga penyanyi muda dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya menjadi tugas pertama untuk “Secure Land”.
Ini adalah perusahaan jasa pengawal pribadi pertama yang baru dibentuk dengan mandat mencakup banyak hal, mulai dari melindungi tokoh penting, mengamankan hotel dan tempat usaha hingga memastikan keamanan pengiriman uang selama di perjalanan.
“Ini tugas pertama kami dan kami mengamankan bintang idola Mohammed Assaf,” ujar direktur eksekutif Hilal al-Arabid.
“Kami memiliki tim terdiri 18 orang untuk melindunginya, tidak termasuk para sopir. Ini misi pertama kami, melindungi orang seperti itu,” paparnya.
“Ini tugas pertama kami dan kami mengamankan bintang idola Mohammed Assaf.”
Ketika Assaf pergi ke Universitas Palestina dengan menggunakan mobil PBB, para pengawal pribadinya mengikuti dengan mobil di belakang. Mobil perusahaan warna merah putih bertuliskan “Secure Land. We make it happen,” dalam bahasa Inggris. Secure Land merupakan perusahaan keluarga. Ayah Arabid, Abdel Kader bertindak sebagai pimpinan eksekutif.
“Kami berpikir serius tentang layanan ini setelah berbicara dengan berbagai lembaga, perusahaan dan orang orang. Mereka menerima ide ini karena layanan seperti ini belum ada di Gaza,” jelas Abdel Kader.
Namun realisasinya cukup sulit. Mendapatkan izin untuk mengoperasikan bisnis semacam itu dari pemerintahan Hamas bukan perkara mudah. Terutama karena tak satu pun karyawannya anggota berbagai faksi bersenjata di Gaza.
“Izin bisnis ini tergolong lambat karena kepekaan isu ini,” tambah Kader. Ini pertama kalinya Hamas mengizinkan perusahaan seperti itu beroperasi.
Di Gaza, Hamas tidak mengizinkan individu pribadi, kecuali pada kasus yang sangat jarang, untuk membawa senjata. Izin hanya diberikan untuk mereka yang memiliki kartu anggota salah satu faksi bersenjata.
Dengan mengambil alih peran melindungi banyak lembaga sipil, Secure Land bahkan dapat membantu ‘meringankan beban’ kepolisian dan aparat keamanan Hamas. Pasalnya operasi semacam itu membutuhkan banyak tenaga.
Bela Diri
Di salah satu pusat olahraga di Kota Gaza, belasan pria dengan tubuh berkeringat — baik pemuda maupun pria tidak muda lagi — tampak serius berlatih berbagai jenis ilmu bela diri dan latihan lain agar tubuh tetap bugar.
“Saya pernah mengabdi di militer Qatar. Saya belajar taekwondo agar pekerjaan ini cocok buat saya,” ujar Hassan al-Shourbaji dari Kota Jabaliya, utara Gaza. Ia adalah pemimpin grup.
“Secure Land memiliki 40 karyawan yang telah menjalani pelatihan selama dua bulan sebelum melakukan tugas lapangan.”
“Kami mendapatkan pelatihan berkualitas tinggi dan mengikuti berbagai seni bela diri. Saya juga punya pengalaman pribadi menggunakan senjata karena pernah mengabdi di militer. Ini adalah perusahaan pertama di Gaza yang tidak terpengaruh kerumitan keamanan. Ini adalah perusahaan swasta dan tidak berafiliasi dengan faksi Palestina,” papar al-Shourbaji.
Secure Land memiliki 40 karyawan yang telah menjalani pelatihan selama dua bulan sebelum melakukan tugas lapangan. Selain pelatihan fisik, mereka juga diajarkan cara menggunakan senjata ringan oleh seorang pelatih khusus di sebuah lokasi penembakan lokal.
Kebanyakan anggota memiliki tubuh bugar dalam melakukan olahraga. Namun mereka juga menerima pelatihan kebugaran dan keamanan dalam porsi lebih banyak dari perusahaan.
“Kami fokus pada kapasitas individu dan memberikan perhatian lebih besar pada kebugaran dan hal-hal seperti kemampuan berlari, melompat, mengevakuasi orang penting dan mengamankan mereka,” papar pelatih Ahmed Yusef.
Mereka juga dilatih untuk mengambil keputusan sendiri. Bagi kelompok internasional, daya tarik perusahaan jasa pengawal swasta adalah keleluasaan mereka untuk menghindari ranah politik dalam berinteraksi langsung dengan pemerintah Hamas.
Sejak mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza pada 2007 lalu, kebanyakan negara barat memboikot pemerintahan Hamas. “Beberapa organisasi internasional dan perusahaan swasta di Gaza yang memiliki hubungan internasional sangat sensitif dan tak mau berurusan dengan kepolisian Hamas,” jelas Yusef.
“Sejak mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza pada 2007 lalu, kebanyakan negara barat memboikot pemerintahan Hamas.”
Beberapa tokoh internasional independen lebih suka memilih pengawal pribadi dari perusahaan swasta untuk menghindari rasa malu politik. Namun peran perusahaan pengawal swasta tidak bertabrakan dengan pasukan Hamas dan lebih sebagai pelengkap.
“Dunia mengakui bahwa pemerintah harus melindungi lembaga publik. Sedangkan lembaga swasta seperti bank, tempat wisata dan hotel, mendapatkan jasa dari perusahaan swasta. “Kami akan bekerja sama dengan pemerintah,” tegasnya.(yahoo/meidia)