21.7 C
New York
23/09/2023
Aktual

Nasib Hary Tanoesoedibyo Di Partai Hanura Terancam

JAKARTA (Pos Sore) — Gagal mengangkat Partai Hanura dalam kancah pemilihan legislatif 9 April lalu, posisi Hary Tanoesoedibyo sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) maupun sebagai pengurus DPP Partai Hanura terancam hilang dan keanggotaannya di partai itupun akan dinjau kembali oleh Pleno Partai Hanura yang akan diumumkan dalam waktu dekat ini.

Ketua DPP Partai Hanura Fuas Bawazier mengatakan kekecewaannya atas pencapaian suara Partai Hanura pada Pemilu lalu. Hal inilah yang membuat nasib Hary Tanoe ibarat telur di ujung tanduk tinggal menunggu pengumuman resmi KPU.

Sebagaimana diketahui Partai Hanura berada di posisi ketiga terbawah dengan perolehan suara 5,1 persen, jauh dari target minimal partainya, yakni 10 persen. Bahkan, kalau mengacu pada deklarasi duet pasangan Win-HT debagai capres–cawapres, seharusnya Hanura meraih suara sedikitnya 20 persen untuk dapat mengajukan pasangan tersebut dalam pilpres mendatang.

Fuad Bawazier mengkritik keras kinerja Hary Tanoesoedibjo, yang dinilainya tidak memuaskan. “Kami bersyukur bisa lolos parliamentary threshold. Tapi pada pemilu lalu menjadi juru kunci, sekarang juga jadi juru kunci. Saya rasa kehadiran Hary Tanoe yang awalnya penuh harapan, ternyata begitu-begitu saja,” ujar Fuad.

“Dia tidak memiliki kemampuan dan kapasitas sebagai Ketua Bappilu karena minim pengalaman dan tidak serius membesarkan partai,” tegasnya.

Sebagai contoh, Fuad mengatakan dana saksi tidak disediakan partai. Hal inilah yang mengakibatkan para calon anggota legislatif (caleg) tidak siap menghadirkan saksi di tempat pemungutan suara.

Program pendaftaran kartu asuransi untuk para simpatisan dan kader Hanura yang merupakan tanggung jawab Hary Tanoe tidak berjalan dengan baik. Pelaksanaannya berantakan dan menjadi bumerang bagi partai dan caleg Hanura. Banyak caleg mengeluhkan ketidaksiapan tim pengelola pendaftaran dan pendistribusian kartu asuransi.

“Jadi dalam urusan pelaksanaan teknis mengalami kekacauan. Saya bisa katakan, kehadiran Hary Tanoe tak memberikan dampak atau manfaat yang ada. Kehadiran HT di Hanura sebenarnya juga tak diterima,” tegas Fuad.

Bahkan ia menegaskan, Hanura tak dapat keuntungan apapun dari masuknya Hary Tanoe. Namun Hary justru sudah dapat posisi cawapres. “Pengalaman yang sungguh tragis buat Hanura” ujanya.

Hasil perhitungan cepat menempatkan Partai Hanura berada pada posisi ke-10 dengan kisaran suara 5 persen atau hanya mampu di atas Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Hanura bahkan kalah oleh partai baru, Partai Nasdem, yang mendapatkan suara 6,7 persen. (hasyim)

Leave a Comment