CANBERRA (Pos Sore) — Para pemimpin muslim dan sejumlah pemimpin partai mengecam keras berdirinya sebuah partai baru yang anti-Islam. Mereka menilai partai itu justru memicu rasisme dan kefanatikan terhadap minoritas muslim di negeri kangguru.
“Ekstremisme kerap memicu percekcokan,” ujar Warren Truss, pemimpin Partai Nasional Australia dan juga wakil perdana menteri.
“Sekalipun orang berhak untuk mengutarakan pendapat di negeri ini, kami berharap semua orang Australia menghormati pandangan orang lain dan mempromosikan pandangan mereka dengan cara damai,” tambahnya.
“Pertemuan ini akan menyatukan banyak orang yang khawatir akan arak-arakkan Islam ke negara barat yang demokrat dan bagaimana Islam mengubah hukum dan nilai-nilai demokrasi barat.”
Truss menyatakan hal itu menanggapi partai baru yang anti-Islam, Aliansi Kebebasan Australia (ALA) yang akan secara resmi diperkenalkan dalam sebuah konferensi Jumat ini yang disponsori Q Society di Melbourne.
Bertajuk “Islam dan kebebasan”, konferensi digelar di sebuah tempat rahasia dan akan dihadiri dua pembicara dari Amerika yang anti-Islam, yaitu dua blogger Pamela Geller dan Robert Spencer.
“Pertemuan ini akan menyatukan banyak orang yang khawatir akan arak-arakkan Islam ke negara barat yang demokrat dan bagaimana Islam mengubah hukum dan nilai-nilai demokrasi barat,” tuduh jubir Q Society Andrew Horwood.
Para aktivis muslim menyerukan agar orang mengabaikan konferensi itu untuk menghindari partai itu semakin tenar ketimbang yang pantas mereka terima.
“Partai anti-Islam lainnya, Rise Up Australia, memiliki jangkauan lebih baik ketimbang Q Society dan disukai sejumlah kaum liberal di beberapa negara bagian. Namun mereka tetap tak bisa kemana-mana,” tegas Keysar Trad, seorang jubir muslim Australia.
“Mereka terlalu memecah-belah masyarakat Australia. Kami lebih suka bekerja pada hal-hal yang menyatukan masyarakat, untuk membangun jembatan,” tambahnya.
Bill Shorten, Pemimpin Partai Buruh dan pemimpin oposisi sejak Oktober 2013, juga mengecam kebijakan partai baru.
Namun politisi Belanda yang komentarnya sangat anti-Islam, Geert Wilders menyambut gembira pendirian partai itu. Ia menganggap Islam sebagai ancaman terbesar kebebasan masa kini.
Wilders, yang memimpin partai kanan jauh Partai Kebebasan (PVV), diundang pada Februari 2013 lalu di Q Society, untuk berbicara menentang apa ya ia sebut sebagai “Islamisasi” Eropa.
Pidatonya yang sangat menghina Islam di Australia telah memicu aksi protes di kalangan orang muslim Australia.
Para politisi telah memperingatkan bahwa pidatonya yang penuh menghasut dan permusuhan telah memicu rasisme dan kefanatikan terhadap orang muslim.
Komunitas muslim sudah ada di Australia sejak lebih dari 200 tahun lalu dan mewakili sekitar 2,7 persen dari 20 juta jiwa. Islam adalah agama terbesar kedua setelah Kristen.(onislam/meidia)