DELHI — Para pemuka agama Islam menolak klaim “jihad cinta” yang dituduhkan berbagai kelompok Hindu kanan jauh dan Partai Bharatiya Janta Party (BJP) pimpinan perdana menteri India karena bertentangan dengan ajaran Islam. Para ulama justru menuduh kelompok Hindu sengaja mengobarkan ketegangan beragama di masyarakat.
“Jihad adalah gerakan untuk kepentingan baik. Sedangkan istilah jihad cinta jelas tidak islami dan tidak terpuji,” ujar Maulana Khalid Rashid Farangimahli, seorang anggota Dewan Hukum Pribadi Semua Muslim India (AIMPLB).
Masyarakat Muslim marah atas penyebaran istilah jihad cinta yang digaungkan berbagai kelompok Hindu. Mereka menuduh umat Islam telah melancarkan jihad cinta dengan cara memikat para gadis non Muslim untuk masuk Islam melalui percintaan.
Isu itu muncul selama pertemuan panitia kerja BJP di Mathura akhir pekan ini. Namun isu itu dicabut dari resolusi menyusul dugaan bahwa partai telah bertindak jauh untuk menyebarkan permusuhan masyarakat.
Menurut Farangimahli dan sejumlah ulama lain, perpindahan agama secara paksa justru tidak diterima dalam Islam.
“Tidak ada gerakan seperti jihad cinta yang dilakukan orang Muslim. Memang ada beberapa insiden perpindahan agama lantaran pernikahan tapi masyarakat tidak dapat disamakan atas kasus itu. Jihad cinta adalah sebuah propaganda yang salah. Ini adalah kampanye untuk mendapatkan keuntungan politik yang juga melemahkan rasa persaudaraan masyarakat,” tambah Farangimahli.
“Kami menentang orang Muslim memaksa orang beda agama untuk pindah agama lantaran pernikahan karena dapat memicu hal negatif dalam rumah tangga,” paparnya.
Opini serupa juga terlihat dari beberapa fatwa yang dikeluarkan lembaga agama berpengaruh Darul Uloom Deoband. Dalam fatwa terpisah pada 8 dan 22 Maret 2012, Deoband menyebutkan masuk Islam lantaran pernikahan adalah salah dan lebih baik tidak melakukan pernikahan seperti itu.(onislam/meidia)