RIYADH (Pos Sore) — Umat Islam di seluruh dunia menentang keras upaya Denmark yang melarang penyembelihan hewan secara halal dan menyerukan pemerintah untuk memboikot impor daging selama negara Skandinavia itu menolak menghormati ajaran Islam.
Fouad Tawfik, seorang tokoh agama Islam, menegaskan penyembelihan hewan secara halal telah terbukti secara ilmiah lebih baik untuk hewan dan juga manusia ketimbang membunuhnya dengan menggunakan kejut listrik.
“Negara-negara muslim harus berhenti mengimpor daging dari Denmark sepanjang mereka melarang cara Islam dalam menyembelih hewan,” tegasnya kepada Arab News.
Dr. Zakir Naik, seorang dokter muslim terkenal, juga menegaskan bahwa cara penyembelihan secara Islam itu termasuk higienis karena darah hewan mengalir keluar dari tubuh hingga habis.
“Darah adalah medium bagus untuk kuman, bakteri dan zat beracun yang menyebabkan berbagai penyakit.”
Penyembelihan hewan secara syariah membuat daging hewan lebih segar dan lebih awet karena tidak ada darah pada daging itu, tambahnya.
Sementara itu, pemerintah Denmark mencoba meredam kemarahan umat Islam akibat putusannya. Menteri Pangan, Agrikultur dan Kelautan Dan Jorgensen pada Minggu lalu mengatakan bahwa penyembelihan halal masih dianggap sah di Denmark.
Kedubes Denmark di Riyadh, Arab Saudi, juga membela posisi Kopenhagen. “Tidak ada larangan penyembelihan halal di Denmark dan penyembelihan sesuai ajaran Islam masih dianggap sah di Denmark,” demikian pernyataan dari Kedubes Denmark.
“Sayangnya, perintah eksekutif Denmark itu telah salah ditafsirkan oleh media massa seolah pemerintah menolak bentuk penyembelihan halal,” ujar Fikrie El-Gourfti, Wakil Kepala misi diplomatik Denmark di Arab Saudi.
Menurutnya, prosedur yang dipakai saat ini agar hewan pingsan sebelum disembelih sudah sejalan dengan resolusi dari Dewan Fikih Islam Liga Muslim Dunia (MWL) yang berpusat di Mekah.
Namun Tawfik menyanggah pernyataan kedubes Denmark dengan mengatakan bahwa teknik yang membuat hewan pingsan bukanlah cara islami dan MWL tidak akan menyetujui fatwa agama seperti itu.
Untuk itu, Tawfik menganjurkan orang muslim di Denmark agar beralih makan daging ayam dan ikan hingga mereka mendapatkan daging (sapi) halal. “Adalah hak orang muslim Denmark untuk mendapatkan makanan halal,” tandasnya.
Menurut diplomat Denmark, produk daging sapi dan unggas telah diimpor dalam jumlah besar dari Saudi. Lagipula setiap tahun jumlah turis dari Arab Saudi dan negara muslim lainnya semakin banyak yang berkunjung ke sana, selain juga para pengusaha.
Berkaitan dengan pernyataan yang dikeluarkan Jorgensen, El-Gourfti menegaskan,” Penting sekali bagi pemerintah Denmark bahwa orang muslim dapat membeli daging halal di negara itu.”
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pernyataan Jorgensen telah disalahartikan dan salah kutip oleh media massa dengan menyebutkan kesejahteraan hewan di atas agama.
“Ini tidak benar,” ujar diplomat Denmark itu. Jorgensen sendiri sudah membuat klarifikasi secara pribadi dalam pertemuan dengan berbagai organisasi Islam dan Yahudi pada Jumat lalu di Denmark.
“Membuat hewan pingsan bukanlah cara islami dan MWL tidak akan menyetujui fatwa agama seperti itu.”
Ini bukanlah kontroversi pertama yang dilakukan Denmark. Pada September 2005, suratkabar Jyllands-Posten mempublikasikan 12 karikatur Nabi Muhammad SAW hingga memicu kemarahan muslim dunia.
Islam adalah agama minoritas terbesar di Denmark. Berdasarkan data dari Departemen Luar Negeri Amerika, sekitar 3,7 persen dari 5,4 juta penduduk Denmark beragama Islam.(arabnews/meidia)