JAKARTA, PosSore – Edmund Parengkuan kembali terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DKI Jabodetabek untuk periode 2024-2027 dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-3 HIMKI DKI Jabodetabek yang berlangsung di Gedung Rivela Palazzo, Jakarta Selatan, Senin (29/10).
Musda kali ini mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Industri Furniture dan Home Décor Tahun 2025,” yang mencerminkan fokus HIMKI dalam menghadapi kondisi pasar global dan potensi pasar lokal yang sangat besar.
Setelah kembali terpilih, Edmund Parengkuan menegaskan pentingnya kolaborasi di antara para anggota HIMKI Jabodetabek dalam memanfaatkan peluang pasar lokal yang masih sangat potensial. Edmund melihat bahwa keunikan Indonesia dengan jumlah penduduk besar dan kebutuhan konsumen yang beragam menjadi peluang emas bagi industri mebel dan kerajinan.
Ia percaya bahwa para anggota HIMKI perlu bersatu untuk meningkatkan daya saing produk lokal, khususnya di tengah situasi ekonomi global yang tak menentu. Edmund pun mengajak anggota HIMKI untuk mengarahkan fokus pada pasar lokal, tanpa harus meninggalkan pasar ekspor sepenuhnya, dengan tujuan memperkuat posisi industri dalam negeri.
Salah satu strategi utama yang ditekankan Edmund adalah keterlibatan HIMKI dalam program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang dijalankan pemerintah. Melalui program ini, produk lokal diutamakan dalam pengadaan barang di sektor pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Bagi Edmund, inisiatif TKDN bukan hanya peluang bisnis tetapi juga cara konkret untuk meningkatkan kontribusi produk dalam negeri dalam rantai pasok nasional.
Dengan mengedepankan produk yang memiliki komponen lokal tinggi, HIMKI turut mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada produk impor serta meningkatkan kualitas dan ketersediaan produk lokal. Edmund juga berharap program TKDN bisa menjadi stimulus bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan untuk semakin kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk yang sesuai kebutuhan pemerintah.
Ia optimis, dengan sinergi yang kuat antaranggota HIMKI, tantangan yang dihadapi dalam merambah pasar lokal bisa diatasi. Program TKDN diharapkan tidak hanya memberi manfaat bagi HIMKI secara langsung, namun juga memperkuat posisi produk mebel dan kerajinan Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri, sekaligus meningkatkan kontribusi industri ini pada perekonomian nasional secara keseluruhan.
“Potensi pasar lokal begitu besar, terutama di sektor TKDN yang belum sepenuhnya digarap optimal,” ujar Edmund dalam percakapan dengan PosSore usai acara pemilihan. Ia menilai, tantangan pasar ekspor saat ini akibat ketidakpastian ekonomi global—dari konflik Rusia-Ukraina hingga ketegangan di Timur Tengah—menuntut pelaku industri untuk lebih jeli melihat peluang di dalam negeri.
Menurut Edmund, lesunya pasar ekspor menjadi tantangan signifikan bagi pelaku usaha mebel dan kerajinan Indonesia. “Penerapan aturan Uni Eropa, The European Union Deforestation-Free Regulation (EUDR), yang mewajibkan produk kayu bebas deforestasi menambah lapisan tantangan bagi industri kita,” jelasnya.
Namun, ia juga optimis bahwa pasar lokal, didukung oleh populasi yang besar dan pertumbuhan ekonomi domestik, menghadirkan peluang yang sangat menjanjikan. “Indonesia adalah negara dengan populasi keempat terbesar di dunia. Jangan sampai kita hanya fokus pada ekspor dan melewatkan potensi besar di pasar lokal,” tegasnya.
Pada Musda kali ini, HIMKI juga mengundang pelaku industri seperti Olympic Group dan PT Indoexim International untuk berbagi tips dan pengalaman mengembangkan bisnis di pasar lokal. “Tidak mudah bagi perusahaan yang terbiasa dengan ekspor untuk langsung mengubah strategi dan masuk ke pasar domestik,” ungkap Edmund. Meski begitu, ia yakin Jakarta sebagai kota megapolitan menawarkan potensi besar bagi produk mebel dan kerajinan, terutama dengan pertumbuhan pesat di sektor properti.
“Penduduk Jakarta kini lebih dari 12 juta jiwa dan terus meningkat. Pembangunan rusun, perumahan, dan apartemen yang didorong oleh pemerintah dan swasta menciptakan kebutuhan yang tak terelakkan untuk produk mebel dan kerajinan,” paparnya. Dengan permintaan yang terus bertambah, Edmund berharap industri mebel dan kerajinan lokal bisa memanfaatkan kesempatan ini secara optimal.
Selain itu, Musda HIMKI DKI Jabodetabek menjadi ajang penting untuk menyusun strategi pertumbuhan industri mebel dan kerajinan di wilayah Jabodetabek. Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, dalam sambutannya mendorong anggota HIMKI untuk terus berinovasi, terutama dalam menggarap pasar lokal dan sektor TKDN. Ia juga mengajak seluruh anggota HIMKI untuk bersama-sama mencari solusi menghadapi tantangan industri dan membuka peluang baru di tengah situasi global yang tak menentu.
“Potensi pasar dalam negeri untuk industri mebel dan kerajinan sangat besar karena sumber daya alam dan keragaman budaya yang kita miliki. Ini bisa menjadi sumber inspirasi dalam menciptakan desain yang khas dan menarik,” ungkap Sobur. HIMKI juga berkomitmen mendukung UMKM melalui pelatihan dan membuka akses ke pameran dalam dan luar negeri, sehingga produk-produk mebel dan kerajinan lokal dapat dikenal lebih luas.
Dengan terpilihnya Edmund Parengkuan dan dukungan penuh dari HIMKI, Musda ini diharapkan mampu mendorong sinergi di antara pelaku industri untuk menjawab tantangan sekaligus memaksimalkan peluang di pasar lokal. (aryo)