17.8 C
New York
27/10/2024
Aktual Ekonomi

Musda HIMKI Bali: Mengokohkan Inovasi dan Kolaborasi untuk Masa Depan Industri Mebel dan Kerajinan

DENPASAR, PosSore — Musyawarah Daerah (Musda) DPD Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Bali yang digelar di Quest Hotel San Denpasar menjadi momen penting bagi pelaku industri mebel dan kerajinan di Bali. Dengan tema “Penguatan Pasar Melalui Inovasi dan Kolaborasi,” acara ini lebih dari sekadar pertemuan rutin. Musda ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat sinergi dan peran teknologi dalam industri yang terus berkembang.

Musda, yang diadakan setiap tiga tahun sekali, dihadiri oleh anggota biasa dan luar biasa HIMKI, serta para peninjau dari berbagai kalangan, termasuk tokoh, pengusaha nasional, pengusaha asing, dan unsur pemerintah. Kehadiran mereka menunjukkan pentingnya pertemuan ini bagi masa depan industri mebel dan kerajinan di Bali.

Tema yang diangkat tahun ini sangat relevan, mengingat tantangan yang dihadapi industri mebel dan kerajinan di Bali. Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci untuk merespons dinamika pasar yang terus berubah. Dengan inovasi, pelaku industri diharapkan menemukan solusi baru dalam produk, desain, dan proses produksi. Sementara itu, kolaborasi diharapkan memperkuat kerja sama lintas sektor yang mampu mengatasi berbagai tantangan yang ada.

HIMKI Bali berkomitmen menjadi penggerak utama dalam mendorong inovasi dan kolaborasi ini. Melalui berbagai sesi yang digelar dalam Musda, peserta diberi wawasan baru tentang bagaimana teknologi dapat diterapkan untuk memajukan industri ini.

Musda DPD HIMKI Bali yang ketiga ini dibuka oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali dan ditutup dengan pemilihan Ketua HIMKI periode 2024-2027. Secara aklamasi, Hani Duarsa, pemilik Mitra Bali Fairtrade, terpilih sebagai Ketua DPD HIMKI Bali yang baru. Dalam pidato perdananya, Hani menegaskan komitmennya untuk segera merealisasikan tema Musda dengan melakukan pembenahan organisasi dan bersinergi dengan Pemerintah Daerah.

Hani yang telah lama berkecimpung di dunia usaha kerajinan dan memiliki rekam jejak panjang, menyadari betul tantangan yang dihadapi industri ini. “Potensi Bali sangat besar, namun sayangnya ekspor masih sangat bergantung pada sektor pariwisata,” kata Hani dalam percakapan dengan PosSore usai dikukuhkan sebagai Ketua DPD HIMKI Bali, Kamis (22/8).

Menurutnya, industri mebel dan kerajinan di Bali saat ini sangat rentan terhadap gejolak di sektor pariwisata. Oleh karena itu, HIMKI Bali harus menjadi pemandu dalam membangun industri yang berkesinambungan dan tahan terhadap berbagai ujian.

Dengan Bali yang telah diakui sebagai “Store Fronts of Indonesia,” Hani menekankan bahwa keberhasilan dalam meningkatkan visual merchandising di toko-toko di Bali menjadi bukti bagaimana produk-produk Indonesia, khususnya dari Bali, berhasil mengangkat nilai di mata dunia. Melalui kepemimpinannya, diharapkan HIMKI Bali akan terus memimpin inovasi dan kolaborasi untuk membawa industri mebel dan kerajinan Bali ke tingkat yang lebih tinggi.

Sementara itu, Ketua Umum DPP HIMKI, Abdul Sobur, mengungkapkan bahwa tema Musda yang diusung DPD HIMKI Bali—“Penguatan Pasar Melalui Inovasi dan Kolaborasi”—tidak dapat dipisahkan dari jati diri HIMKI yang selalu berkomitmen memajukan industri mebel dan kerajinan nasional secara keseluruhan.

Bali menurut Sobur, adalah bagian dari jaringan industri furniture dan kerajinan di Indonesia yang tersebar hampir di seluruh provinsi dengan sentra-sentra besar di berbagai wilayah. Permintaan global terhadap produk mebel dan kerajinan, kata Sobur, masih tetap tinggi. Pasar Amerika Serikat dan Uni Eropa terus menunjukkan pertumbuhan signifikan, sementara pasar-pasar baru yang potensial mulai bermunculan. Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ini adalah menurunnya pasokan dari Tiongkok akibat perang dagang serta konflik di Ukraina dan Timur Tengah.

Sobur yang juga pendiri dan CEO PT Global Kriya Nusantara ini menegaskan bahwa industri mebel dan kerajinan merupakan bantalan ekonomi yang kuat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Industri ini tidak hanya bertahan di tengah krisis, tetapi juga terus menghasilkan devisa bagi negara, berkat kandungan lokal yang tinggi dalam produksinya.

Sebagai perhimpunan pelaku usaha di sektor mebel dan kerajinan, HIMKI menyadari tanggung jawabnya untuk membina dan mengembangkan kerjasama yang harmonis, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.

“Kami akan terus mengembangkan dan memperkuat industri mebel dan kerajinan nasional, termasuk menjamin keberlangsungan pasokan bahan baku, inovasi desain, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi, pemasaran, serta penguatan kelembagaan,” kata Sobur.

Melalui Musda Bali ini, diharapkan semua pihak diingatkan kembali bahwa HIMKI adalah institusi yang aspiratif dan akomodatif dengan semangat kesetaraan di antara anggotanya, yang didirikan atas dasar kesamaan visi, misi, dan tujuan untuk bersama-sama memajukan industri mebel dan kerajinan nasional. (aryo)

Leave a Comment