JAKARTA (Pos Sore) — pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menilai Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar pintar dan licik karena berhasil menggunakan nama-nama besar seperti Rhoma Irama, Jusuf Kalla, dan Mahfud MD untuk menjaring suara dari tingkat bawah hingga menengah dan atas.
“Muhaimin itu dalam bahasa Inggris ‘clever’ (pintar) tetapi saya artikan dalam bahasa Indonesia sebagai politisi yang licik,” katanya.
Sebab menurut Ikrar, di tengah partai lain merosot perolehan suaranya, PKB malah bisa naik hingga 100 persen. Keberhasilan itu, menurutnya, sebab bisa membangkitkan dukungan dari kalangan bawah dengan menaikkan isu raja dangdut Rhoma Irama sebagai salah satu bakal calon presiden dari PKB. Isu itu dipelihara selama empat bulan berturut-turut. Isu ini cukup ampuh untuk mendulang suara dari kalangan bawah.
Kemudian, lanjutnya, Muhaimin menaruh nama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dalam isu bakal calon presiden mereka. Ini cara yang sangat jitu untuk mengangkat citra partai untuk kalangan kalangan menengah ke atas.
Ironisnya, meskipun PKB menggunakan nama Rhoma Irama sebagai kandidat presidennya, namun dalam dialog yang digelar sebuah televisi swasta, di mana Muhaimin disanding dengan dengan politisi Gerindra, PPP dan PDI Perjuangan, Muhaimin terang-terangan menyebutkan tidak mau berkoalisi dengan partai islam. Memang kenyataannya perolehan suara partai partai Islam terpuruk pada Pemilu 2014 ini.
Survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani menunjukkan lonjakan pemerhati PKB setelah Rhoma digembar-gemborkan masuk bakal calon presiden barulah suara PKB cukup signifikan. Sebelumnya survey PKB biasa-biasa saja. (hasyim)