05/11/2025
AktualEkonomi

Mimpi Doddik Sulistiono Menguasai Dunia: Dari Perdagangan Kayu Hingga Industri Mebel Berkelas

KLATEN, PosSore — Di tengah gemuruh kota Klaten, Jawa Tengah, seorang pria bernama Doddik Sulistiono memendam mimpi besar. Mimpi yang bagi sebagian orang mungkin terdengar mustahil: menguasai dunia. Namun, Doddik bukanlah orang yang mudah menyerah pada kenyataan atau meremehkan cita-citanya. Ia adalah sosok pekerja keras yang berani mengambil risiko dan memanfaatkan setiap peluang yang ada.

Doddik memulai karirnya di industri kayu pada tahun 1998. Saat itu, ia menggeluti bidang perdagangan kayu jati, mahoni, dan berbagai jenis kayu lainnya yang merupakan kayu rakyat dengan menjalin kerja sama dengan PT Perhutani untuk memasok bahan baku kay uke industri. Bisnis perdagangan kayu memberinya pemahaman mendalam tentang kualitas kayu dan jaringan yang luas dalam industri tersebut. Namun, ia merasakan ada sesuatu yang kurang. Ia ingin lebih dari sekadar berdagang; ia ingin menciptakan sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi.

Pada pertengahan 2008, manajemen PT Perhutani merubah kebijakannya dengan memasok langsung bahan baku kayunya ke industri. Padahal sebelum adanya perubahan kebijkan itu, pihak tengah yang selama ini jadi pemasok kayu dari Perhutani ke industri merasa aman-aman saja menjalankan bisnisnya untuk kebutuhan industri. Kebijakan baru PT Perhutani itu membuat Doddik harus banting setir menekuni bisnis kerajinan kayu tepatnya bidang furniture.

Betul kata pepatah yang mengtakan pengalaman adalah sebuah maha guru yang benar, Pengalaman dan pengetahuannya tentang kayu dia manfaatkan betul untuk menghasilkan karya-karya yang unik dengan estetika tinggi. Kerjasama dengan Perhutani yang sudan cukup lama memberinya akses langsung ke pasokan kayu berkualitas tinggi. Inilah momen yang mengubah orientasi bisnisnya.

Dengan pasokan kayu yang stabil, Doddik memutuskan untuk lebih serius terjun ke industri pembuatan mebel. Keputusan ini bukan tanpa risiko, tetapi Doddik yakin dengan langkahnya. Pada tahun 2012, Doddik mendirikan UD Citra Fajar Utama (CFU) dan mengambil peran sebagai direktur.
Dengan tekad yang kuat dan visi yang jelas, Doddik mulai memproduksi mebel berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar internasional. Usaha kerasnya tidak sia-sia. Produk-produk mebel UD CFU kini merambah pasar Eropa dan Cina, memenuhi permintaan ekspor yang semakin meningkat.

Tidak berhenti di situ, Doddik dan timnya saat ini tengah menjajaki pasar Amerika Serikat, dengan harapan dapat memperluas jangkauan bisnis mereka lebih jauh lagi. Sementara itu, untuk pasar dalam negeri, Doddik juga sudah menjalin kerjasama selama 10 tahun dengan sebuah perusahaan coffee shop terkenal di dunia dan tentu saja tersebar di beberapa kota di Indonesia. Kerjasama antara CFU dengan perusahaan yang bergerak di bisnis gerai kopi ini tetap berlanjut hingga hari ini.

“Alhamdulillah, cita-cita kecil saya untuk menguasai dunia setidaknya terkabul walau sebatas sebuah karya seni pembuatan furniture. Saya senang karena karya seorang anak desa di Klaten, dari sebuah kota yang tidak dikenal, mampu menembus pasar dunia. Saya bersyukur karena beberapa karya saya mulai diminati para pembeli di luar negeri,” kata pemilik UD CFU itu dalam percakapan dengan PosSore Kamis (18/7).

Kesuksesan Doddik di industri mebel tidak hanya diakui oleh pasar, tetapi juga oleh komunitas bisnis. Di DPP Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Doddik dipercaya sebagai Ketua Bidang Bahan Baku Kayu Solid. Posisi ini memberinya peran penting dalam mengatur pasokan bahan baku kayu untuk industri mebel di Indonesia, serta kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan industri demi kepentingan para pelaku usaha.

Menurut Doddik, agar bisnis furnitur dan kerajinan di dalam negeri ini tetap berlanjut, para orang tua pemilik perusahaan mebel dan kerajinan (generasi pertama) ini harus melakukan pemahaman dan pendampingan kepada putra-putri mereka sebagai penerus bisnis yang telah dirintis oleh orang tuanya. Dengan begitu generasi kedua dan selanjutnya akan lebih leluasa mengembangkan bisnis mebel ketimbang harus merintis dari awal. Tentu syarat lainya adalah mau bekerja keras dan ulet.

Doddik Sulistiono adalah bukti nyata bahwa mimpi besar dapat dicapai dengan kerja keras, ketekunan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan. Dari seorang pedagang kayu di Klaten, ia berhasil mengubah dirinya menjadi pengusaha mebel kelas dunia. Mimpinya untuk menguasai dunia mungkin masih terus berkembang, tetapi langkah-langkah yang telah ia ambil menunjukkan bahwa ia berada di jalur yang tepat untuk mencapainya. (aryo)

Leave a Comment