JAKARTA (Pos Sore) — Dari zero to hero. Begitu barangkali penggambaran yang bisa disematkan pada Institut STIAMI. Bagaimana tidak, di awal-awal berdirinya yang belum menghasilkan apa-apanya hingga di usianya yang ke-38 pada Rabu, 27 Januari 2021, sudah mampu mengejar berbagai pencapaian yang ditargetkan.
Sedikit langkah lagi, dengan sedikit berlari, Institut STIAMI akan menembus posisi 100 jajaran 100 besar perguruan tinggi nasional. Setidaknya dalam dua tahun ke depan. “Mimpi besar” yang pasti akan terwujud. Terlebih sejumlah pencapaian sudah banyak ditorehkan oleh perguruan tinggi yang pada awal berdirinya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) ini.
Maka, cukup beralasan jika tema yang diangkat pada milad ke-38 ini adalah “Unggul dan Merdeka”. Unggul dimaknai sebagai pencapaian yang diharapkan dapat memenuhi bahkan melebihi Standar Nasional Perguruan Tinggi.
Merdeka dimaknai sebagai pengelolaan kampus merdeka untuk memeningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Rektor Institut STIAMI Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng mengaku optimis mampu mewujudkan target-target ke depannya. Sejumlah upaya pun sudah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa melalui berbagai program.
“Di antaranya pendirian program pendidikan jarak jauh, peningkatan kualitas penulisan artikel ilmiah mahasiswa, pengembangan entrepreneurship, peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga memiliki daya saing dan bisa bekerja di luar negeri,” katanya pada Milad Institut STIAMI ke-38 yang diadakan rektor dan yayasan secara virtual, Rabu (27/1/2021).
Institut STIAMI dalam miladnya yang ke-38, lanjut Rektor, juga terus berupaya meningkatkan program penelitian dan pengabdian masyarakat yaitu dengan meningkatkan jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat, penerimaan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat, serta meningkatkan akreditasi jurnal.
Adapun program peningkatan tata kelola kelembagaan dilakukan antara lain melalui peningkatan status akreditasi program studi dari akreditasi baik menjadi baik sekali atau unggul, penataan struktur organisasi menuju tata kelola kelembagaan yang baik, relokasi gedung vokasi di wilayah yang berdekatan dengan dunia usaha dan dunia industri.
Dalam kesempatan itu, Institut STIAMI melakukan kerjasama dengan mitra PT. Timuraya Jaya Lestari untuk penempatan kerja di luar negeri khususnya di negara-negara timur tengah sebagai tenaga kerja professional.
Tentu saja tidak hanya itu yang dilakukan. Institut STIAMI juga melanjutkan kerjasama dengan beberapa Pemda termasuk Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
Institut STIAMI juga terus mendorong mahasiswa untuk meraih prestasi baik ditingkat nasional maupun internasional. Bahkan untuk mahasiswa berprestasi, Yayasan Ilomata berjanji memberikan potongan biaya kuliah hingga 50 persen selama dua semester.
Selain melalui peningkatan kualitas pembelajaran, Institut STIAMI juga melanjutkan pendirian program doktor ilmu administrasi, persiapan pembukaan Program Studi Magister Komunikasi dan Program Studi Magister Logistik.
Juga tengah mempersiapkan perubahan bentuk menjadi universitas, penguatan peran satuan penjaminan mutu, serta peningkatan kerjasama dalam dan luar negeri. Institut STIAMI juga memiliki agenda prioritas peningkatan status akreditasi program studi dari akreditasi baik menjadi baik sekali atau unggul.
Meski saat ini pandemi Covid-19 belum juga berakhir, Institut STIAMI tidak berdiri pasrah pada keadaan. Institut STIAMI terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran daring dan luring selama masa pandemi Covid-19.
Upaya tersebut dilakukan antara lain dengan peningkatan infrastruktur IT guna mendukung pembelajaran jarak jauh. Selain itu, juga mendorong semua dosen terus meng-up grade kemampuan untuk menggelar pembelajaran secara daring.
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Kini, proses pendidikan tidak hanya dilakukan secara luring atau tatap muka, tetapi juga dikombinasikan dengan daring (hybrid).
Karena itu, ketersediaan infrastruktur dan dosen yang mumpuni menjadi kunci penting untuk pengembangan Institut STIAMI ke depan. “Gedung megah bukan lagi sesuatu yang sangat penting,” tambahnya.
Dalam acara milad ke-38 yang diadakan secara virtual itu, hadir pula Pembina Yayasan Ilomata, Asoc Prof Dr. H.M. Syahrial Yusuf, SE, MM, Wakil Ketua Pembina Yayasan Ilomata, Sri Martani, S.Sos, Pendiri/Wakil Ketua Pembina Yayasan Ilomata, Prof. Dr. Safri Nurmantu, M.Si.
Hadir juga Ketua Pengurus Yayasan Ilomata, Drs. Amrullah Satoto, S.AB. MA, Sekretaris Pengurus Yayasan Ilomata, Drs. Djaka Permana, M.Si, Ph.D dan Ketua Senat Institut STIAMI, Prof. Dr. Muhammad Mulyadi. M.Si (tety)