JAKARTA (Pos Sore) — Para korban banjir yang berada di pengungsian kini dilanda gangguan psikologis dan trauma. Mereka terlalu lama hidup di pengungsian sehingga mulai diserang rasa bosan. Untuk menyembuhkan trauma, terutama pada kelompok anak dan perempuan, perlu penanganan berupa konsultasi.
“Di pengungsian memang kebutuhan dasar terpenuhi. Tidak kekurangan makanan dan minuman. Tetapi banyak di antara mereka yang secara psikologis mulai terganggu. Jenuh, bosan dan ketidaknyamanan lainnya,” papar Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Linda Amaliasari, saat mengunjungi korban banjir di Perumahan Periuk Damai, Kota Tangerang, Banten, Senin (3/2).
Linda menuturkan, untuk memulihkan kondisi para pengungsi perlu dilakukan konsultasi psikologis. Baik oleh Pemda maupun instansi terkait lainnya. “Penanganan bencana melalui trauma healing merupakan hal terpenting yang perlu dilakukan pada korban banjir dari kalangan perempuan dan anak,” lanjut Linda yang dalam kesempatan itu, sempat menghibur anak-anak dengan bernyanyi dan bermain sulap.
Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin, menjelaskan kawasan Periuk damai sudah dua pekan terendam banjir. Sebanyak 260 kepala keluarga dari 8 RW di perumahan tersebut terpaksa mengungsi dengan rincian 536 perempuan, 182 laki-laki, 135 lansia dan 60 balita.
“Saat ini banjir sudah mulai surut dan sebagian warga mulai membersihkan rumahnya,” tandas Sachrudin. (tety)