JAKARTA (Pos Sore) — Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, berharap di tahun-tahun mendatang prototipe hasil riset harus diproduksi massal. Ia mengungkapkan, saat ini baru 20 persen hasil riset yang betul-betul diterapkan.
“Banyak hasil riset yang sudah dibuat seperti teknologi pengolahan air, baterai lithium, vaksin, radar dan mobil listrik. Semuanya harus didorong menuju tahapan produksi massal,” katanya, di sela Musyawarah Nasional Iptek Tahun 2014, di Jakarta, Jumat (8/8).
Saat ini, sangat sedikit hasil riset yang sudah diproduksi massal. Hasil riset yang baru-baru ini diproduksi massal adalah penjernih air dengan sistem membran karya ahli membran dari Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gede Wenten.
“Hasil risetnya dijadikan alat penjernih air, dan diproduksi di Cibitung. Itu kerja sama Kemristek dengan IFA,” ungkap menristek.
Menurutnya, menghadapi tantangan kehidupan dan daya saing global peran teknologi sangatlah vital. Hasil-hasil riset dan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi pun perlu didorong untuk diproduksi massal.
Karenanya, ia berharap, ke depan berbagai pihak harus menyakinkan hal itu. Terlebih sudah banyak hasil teknologi anak bangsa. Garap dana dari industri dan dunia bisnis, sehingga tidak hanya mengandalkan dana dari pemerintah.
Kemristek sendiri, katanya, sudah memprakarsai dengan dibangunnya pusat-pusat unggulan iptek di sejumlah daerah. Ia pun berharap Musyawarah Nasional Iptek tahun 2014 ini dapat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan, strategi pemecahan masalah dan isu-isu strategis nasional yang terkait prioritas iptek.
Munculnya isu-isu strategis saat ini dan di tahun-tahun mendatang mendasari dilaksanakannya Musyawarah Nasional Iptek 2014 yang sebelumnya disebut rakornas dan menjadi bagian dari Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-19 yang diperingati setiap 10 Agustus.
Isu-isu yang dibahas dalam Musrenas Iptek 2014 sesuai dengan tema Harteknas yakni ‘Inovasi Pangan, Energi dan Air untuk Daya Saing Bangsa’. Diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan, strategi pemecahan masalah dan isu-isu strategis nasional yang terkait prioritas Iptek. (tety)