JAKARTA (Pos Sore) — Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, menandaskan, peran dan kontribusi NU sangat besar dalam sejarah perjuangan bangsa, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan, terutama dalam pemberdayaan masyarakat.
“NU juga mempunyai kedekatan hubungan dengan Presiden RI yang pertama, Soekarno,” kata Puan dalam Pelantikan Pengurus Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Masa Khidmat 2016-2021 dan Peringatan Hari lahir Muslimat NU Ke-71, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (28/3).
Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Sosial yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PBNU KH. Said Agil Siradj, Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasrarudin Umar, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal KH. Muzamil Basumi, dan mantan Ibu Negara Republik Indonesia Shinta Wahid.
Di hadapan sekitar 20.000 orang pengurus dan anggota Muslimat NU yang berasal dari seluruh Indonesia, Menko Puan mengungkapkan, pada Muktamar Alim Ulama se-Indonesia 1953 di Cipanas, diputuskan untuk memberi gelar kepada Soekarno sebagai Waliyul Amri Dharuriy bis-Syawkah (Pemimpin Pemerintahan yang berkuasa dan wajib ditaati).
“Bila dipandang dari sudut nasionalisme, NU dan Soekarno selalu menempatkan kepentingan nasional, kepentingan bangsa di atas kepentingan orang-perorang, kelompok atau golongan,” ungkapnya.
Dikatakan, dukungan NU kepada Bung Karno juga dicatat dalam sejarah dengan dikeluarkannya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 di bawah komando KH. Hasyim Asy`ari yang mewajibkan segenap umat Islam, khususnya warga NU untuk berperang melawan sekutu.
“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh jajaran Muslimat NU yang telah berperan dan mempunyai kepedulian tinggi dalam membangun manusia Indonesia. Mendukung program-program Pemerintah, terutama dalam pemberdayaan perempuan, pendidikan dan kesehatan,” ujar Menko PMK.
Menko PMK mengajak seluruh hadirin untuk mengembangkan kehidupan yang menjunjung tinggi keharmonisan dan saling menghargai perbedaan dan keragaman sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Sebagai organisasi, Menko PMK yakin, Muslimat NU terus berkomitmen dalam mengemban tugas serta peran keagamaan dan kemasyarakatan.
Terlebih NU merupakan wadah untuk membangun pemikiran-pemikiran yang memperkuat dan menjaga kesatuan dan persatuan umat Islam serta seluruh komponen bangsa Indonesia.
Menurutnya, peran dan partisipasi aktif muslimat NU pada saat ini sangatlah penting dalam menghadapi persoalan bangsa saat ini, terutama dalam menjaga keutuhan NKRI.
“Mengingat pentingnya posisi Muslimat NU dalam pembangunan kemanusiaan, saya berharap Muslimat NU tetap menjadi garda terdepan dalam pembangunan manusia menuju yang lebih baik,” tegas Menko PMK. (tety)