04/11/2025
Aktual

Menjaga Butir Demi Butir: Cerita di Balik Gudang-Gudang Beras BULOG

JAKARTA, PosSore — Langit pagi di atas gudang BULOG tampak cerah. Di balik bangunan besar yang tampak biasa itu, ada denyut kerja yang tak kasat mata: orang-orang yang setiap harinya memastikan bahwa satu butir beras pun tak luput dari perhatian. Mereka bukan hanya menyimpan, tapi merawat; bukan sekadar mengawasi, tapi menjaga kepercayaan.

Sejak bertahun-tahun lalu, BULOG bukan hanya dikenal sebagai penjaga cadangan pangan. Di balik pintu-pintu besar gudang, tersimpan komitmen yang dijalankan secara terstruktur dan sistematis—untuk menjaga mutu, keamanan, dan kelayakan beras yang nantinya akan sampai ke meja makan masyarakat Indonesia.

Setiap karung beras yang masuk ke gudang BULOG tak langsung ditumpuk. Ada prosedur ketat yang harus dilalui. Di sana, petugas khusus ditugaskan melakukan pemantauan dan pengecekan, memastikan bahwa gabah hasil serapan dari petani hingga beras yang disalurkan benar-benar sesuai standar mutu.

Untuk memastikan keakuratannya, BULOG melibatkan surveyor independen. Bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari sistem pengawasan yang transparan dan profesional. Pengawasan itu dilakukan dari awal—saat beras pertama kali diterima, hingga selama masa penyimpanan berlangsung.

“Kami pastikan kualitas tetap terjaga demi mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Mokhamad Suyamto, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Jumat (18/7).

Gudang Berbasis Sains

Namun menjaga kualitas beras tidak cukup hanya dengan menumpuk karung dalam ruang sejuk. Ada proses yang berjalan terus-menerus, yang disebut Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT). Metode ini menjadi panduan utama dalam merawat komoditas, meliputi kebersihan gudang, pemantauan rutin, penyemprotan preventif, hingga fumigasi jika ditemukan hama.

Langkah-langkah ini dijalankan bukan hanya karena tuntutan standar, tapi karena menyangkut kepercayaan publik. Bagi BULOG, menjaga beras sama dengan menjaga martabat pelayanan publik.

Kualitas beras yang terjaga menjadi landasan penting dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Lewat program ini, masyarakat bisa mengakses beras bermutu dengan harga terjangkau. Begitu pula dalam program Bantuan Pangan (Banpang)—di mana penerima manfaat berhak memperoleh beras aman dan layak konsumsi.

“Menjaga kualitas beras bukan hanya soal penyimpanan, tapi juga memastikan masyarakat mendapatkan bahan pangan terbaik di setiap lapisan distribusi,” ujar Suyamto.

Di tengah gejolak harga dan tantangan distribusi pangan nasional, BULOG berdiri sebagai garda depan. Tak hanya sebagai lembaga penyimpan beras, tapi juga penjaga mutu yang bekerja dalam senyap. Di setiap gudang, di setiap butir beras yang dijaga dengan seksama, ada tekad untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat. (aryodewo)

Leave a Comment