Giwo mengakui selama ini Kowani belum memiliki organisasi anggota yang sifatnya spesifik membidik perempuan-perempuan UMKM dengan fokus menggarap bidang halal seperti PERSAMI.
“Ini menjadi sangat penting karena seperti diketahui pelaku UMKM di Indonesia, 60 persennya adalah kaum perempuan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Giwo juga menceritakan keterlibatan Kowani dalam agenda Asean Confederation Of Woman’s Organization (ACWO) Handover yang diselenggarakan di Manila, Filipina.
Salah satu agenda di hari kedua pada 8 November 2024, adalah seminar bertema “Cyber Security”.
Dalam kesempatan itu, Giwo menegaskan perempuan harus memimpin upaya untuk melindungi perempuan lain di ruang digital.
Menurut Giwo, perlindungan ini bukan hanya tanggung jawab penegak hukum, polisi, atau pihak keamanan.
“Melainkan juga peran krusial dari organisasi yang dipimpin perempuan, yang memiliki potensi untuk membuat perbedaan signifikan dalam meningkatkan keamanan siber,” tegas Sekretaris Jenderal ACWO itu.
Sebagai tindak lanjut dari seminar dan kegiatan-kegiatan tersebut, Kowani, ACWO, dan CICC akan melanjutkan kolaborasi dengan menyelenggarakan Training of Trainers pada Desember 2024.
Pelatihan ini akan memperluas jangkauan dan dampak pendidikan bagi lebih banyak perempuan, sehingga mereka dapat mengambil peran proaktif dalam meningkatkan keamanan siber dan menciptakan ruang digital yang lebih aman.