2.7 C
New York
03/12/2024
Aktual Ekonomi

Menelisik Potensi dan Tantangan Furnitur dan Kerajinan Indonesia di Pasar Global

JAKARTA, PosSore — Sebagai salah satu negara penghasil dan eksportir utama furnitur dan kerajinan, Indonesia memegang posisi strategis dalam industri global. Menurut Ketua Bidang  Promosi dan Pemasaran Asia DPP Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Iman Rahman, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan sektor ini telah melesat berkat sejumlah faktor penting yang mendukungnya.

Dalam percakapan dengan PosSore  Rabu  (14/8),  Iman Rahman menjelaskan, pada 2023 terjadi kenaikan ekspor dibandingkan tahun sebelumnya, dengan Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Timur sebagai pasar utama. Dengan begitu tuntutan akan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan semakin meningkat dan ujungnya akan membuka peluang besar bagi produsen lokal untuk memenuhi standar global.

Pria yang pernah cukup lama bekerja di sektor keuangan itu mengatakan, di dalam negeri sendiri, pasar furnitur menunjukkan pertumbuhan yang solid. Dengan pendapatan per kapita yang meningkat, urbanisasi yang pesat, dan perkembangan sektor properti, pasar domestik tumbuh sebesar 6% pada tahun 2023.

“Pertumbuhan sebesar 6% ini tentu dipicu inovasi dalam hal desain hingga produksi furniture kita saat ini tidak lagi monoton tetapi memiliki desain modern dan minimalis. Perpaduan keduanya yakni  elemen modern dan tradisional semakin dicari oleh masyarakat Indonesia,” kata Iman Rahman yang menyelesaikan program magisternya di Oklahoma University AS.

Kendati demikian, kata pria yang hobi memotret ini para pengusaha terutama yang tergabung dalam HIMKI diingatkan jangan mearasa puas dulu. Meski sumber daya alam di negeri ini melimpah, ketersediaan bahan baku berkualitas dan legal, kedepan menjadi tantangan tersendiri.

“Sekarang masalah deforestasi dan regulasi kehutanan yang ketat telah memengaruhi pasokan bahan baku, terutama kayu. Saat ini sekitar 30% dari bahan baku kayu menghadapi kendala legalitas dan keberlanjutan,” ingatnya.

Selain itu, meskipun tenaga kerja terampil di negeri ini cukup tersedia, pelatihan berkelanjutan tetap diperlukan untuk memenuhi standar internasional. Sejauh ini tutur Iman Rahman, baru sekitar 25% tenaga kerja yang Imemiliki keterampilan desain memadai.

Di tingkat global saat ini yang menjadi isu utama bidang permebelan ini adalah membanjirnya produsen dari China, Vietnam, dan Malaysia yang mampu menawarkan harga lebih rendah hingga 20% dibandingkan produk Indonesia.

Tren dan Inovasi Terbaru

Iman menjelaskan, Tren global menuju keberlanjutan saat ini juga mendorong adopsi praktik ramah lingkungan dalam produksi furnitur di Indonesia. Sekitar 40% produsen telah mengimplementasikan praktik berkelanjutan, seperti penggunaan bahan daur ulang dan proses produksi efisien energi.

Digitalisasi dan e-commerce juga merubah lanskap pasar. Penjualan online meningkat sebesar 25% pada tahun 2023, memperluas jangkauan konsumen dan mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional.

Di kancah global, pasar furnitur tumbuh sebesar 4,2% pada tahun 2023, dengan kawasan Amerika Utara, Eropa, dan Asia-Pasifik tetap menjadi yang terbesar. Tren terbaru seperti furnitur pintar dan produk yang dapat dikustomisasi menjadi semakin populer. Namun, tantangan seperti gangguan rantai pasokan dan fluktuasi harga bahan baku turut memengaruhi pasar global.

Karena itu menurut Iman Rahman, kepedulian lingkungan menjadi semakin penting, dengan permintaan akan produk yang ramah lingkungan meningkat 20% pada tahun 2023. Investasi dalam penelitian dan pengembangan juga melonjak, mendorong inovasi dalam desain dan material.

Indonesia, dengan semua potensinya, kata Ketua Bidang Promosi dan Pemasaran Asia DPP HIMKI  ini berada pada persimpangan antara kesempatan dan tantangan. Dengan terus beradaptasi dan berinovasi, industri furnitur dan kerajinan Indonesia dapat memanfaatkan posisi strategisnya untuk terus berkembang di pasar global. (aryo)

 

Leave a Comment