22/03/2025
Aktual

Mende Ciptakan Aplikasi Salat untuk Mualaf

BERLIN (Pos Sore) — Sebuah aplikasi bergerak yang islami, The Imam App, pada ponsel cerdas memudahkan mualaf untuk menunaikan salat. Namun aplikasi ini masih membutuhkan dana untuk dikembangkan agar dapat diakses secara lebih luas pada versi Android karena saat ini baru ada di Apple store.

Pada dasarnya saya merasa agak rumit untuk dapat melakukan salat dan mengingat segalanya sebagai seorang Jerman asli,  kata S. Matthias Mende, seorang pengusaha Jerman yang menciptakan The Imam App.

“Saya kira banyak orang mengalami kerumitan sama tentang bagaimana melakukan salat sendirian dengan cara yang benar tapi malu untuk bertanya. Dengan aplikasi ini, mereka hanya tinggal menekan tombol awal dan dapat melakukan salat saat itu juga dengan cara yang benar,” tambahnya.

“Saya kira banyak orang mengalami kerumitan sama tentang bagaimana melakukan salat sendirian dengan cara yang benar tapi malu untuk bertanya.”

Mende masuk Islam pada 2008 lalu. Ia menciptakan aplikasi berisi instruksi sederhana kepada orang Muslim guna membantu mereka untuk dapat salat pada waktu yang tepat dengan bantuan fungsi kompas ke arah kiblat.

Aplikasi ini juga berisi gambar animasi yang menunjukkan posisi tubuh yang benar yang relevan dengan salat melalui fitur cara belajar salat “PRAY TRAINER” atau “LEARN how to PRAY”. Selain itu juga ada daftar berbagai acara islami yang akan datang. “Lebih mirip seperti gaya karaoke. Jadi mudah dipahami dan diingat,” tambahnya.

Konsultasi untuk menciptakan aplikasi ini disediakan oleh Shaikh Mohammed bin Majid Al Maktoum dan Abdul Khaliq dari Masjid Al Farooq Omar bin Al Khattab.

“Untuk mengembangkan versi Android dari aplikasi yang saat ini baru ada di Apple store, Mende membutuhkan dana sekitar 33.000 dolar pada 26 Agustus.”

Untuk mengembangkan versi Android dari aplikasi yang saat ini baru ada di Apple store, Mende membutuhkan dana sekitar 33.000 dolar pada 26 Agustus.

“Saya berusaha keras untuk mendapatkan dana untuk menyelesaikan aplikasi ini menuju tingkat berikut,” jelas Mende, yang juga CEO dan pendiri Memmos Enterprises, salah satu organisasi paling banyak melakukan diversifikasi di Uni Emirat Arab yang menawarkan berbagai solusi tepat sasaran dan terintegrasi untuk kebutuhan perusahaan.

Pengembangan aplikasi ini juga akan menambahkan 15 hingga 20 bahasa yang berbeda-beda, fitur tambahan untuk kiblat, kampanye pemasaran cerdas dan dua fitur memukau lain.

“Saya mungkin akan menambahkan beberapa fitur lagi tapi itu butuh biaya. Saya tidak bisa menjadi satu-satunya orang yang melakukannya. Saya merasa sedih karena tak seorang pun berminat untuk menyumbangkan dana untuk membawa aplikasi ini ke tingkat berikut. Saya sudah mencoba mendapatkan dukungan sejak Agustus 2013 tapi gagal. Orang-orang suka dengan aplikasi ini tapi enggan memberikan dukungan dana,” keluhnya.(onislam/meidia)

Leave a Comment