POS SORE – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita minta kepada pegawai kementeriannya turun ke lapangan memantau pergerakan harga bahan pokok di setiap daerah secara periodik. Penugasan ini dilakukan sejak H-15 sebelum lebaran.
Dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda), Enggar menyampaikan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar berperan aktif menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bapok di wilayah masing- masing. Khususnya menjelang puasa dan Lebaran 2018/1439 H.
“Lewat rakorda ini, Pemerintah akan mengawal kesiapan instansi terkait dan para pelaku usaha barang kebutuhan pokok, terutama untuk menghindari terjadinya kekurangan stok, gangguan distribusi, dan aksi penimbunan bapok secara tidak wajar,” kata Enggar dalam keterangan resmi, di Jakarta, Senin (9/4).
Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan jumlah distributor terdaftar yang ada di wilayahnya melalui Tanda Daftar Pelaku Usaha Distribusi (TDPUD) Bapok, mendorong pelaporan stok oleh distributor terdaftar sesuai Permendag 20/2017, serta melakukan pencatatan stok dan konsumsi di daerah untuk mengetahui kondisi surplus/defisit bapok.
Mendag juga mengimbau Pelayanan Satu Pintu Terpadu (PTSP) di daerah Kabupaten/Kota menggunakan sistem luring (online) di http://sipo.kemendag.go.id untuk penerbitan Tanda Daftar Gudang (TDG).
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota diminta melakukan uji laboratorium terhadap beras medium dan premium yang beredar di pasar. Mengacu pada Permendag 57/2017 dan melaporkan hasilnya kepada Kemendag melalui Ditjen Perdagangan Dalam Negeri.
“Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas beras yang dijual di pasar memenuhi kriteria sesuai dengan Permendag 57/2017, sekaligus mendukung peningkatan kualitas data yang dipantau oleh kontributor SP2KP,” tegas Enggar. (emf)