Prof. Dr. Haryono Suyono
DUA hari lagi, tepatnya tanggal 9 April 2014, seluruh anak bangsa yang berhak memilih akan berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara untuk menentukan pilihannya. Mereka diharapkan memilih calon pemimpin bangsa yang amanah. Pemimpin bangsa yang secara sadar mengetahui bahwa seluruh anak bangsa yang jumlahnya lebih dari 250 juta orang sangat dipengaruhi oleh keputusan yang diproses dan diputuskan oleh wakil-wakil rakyat yang amanah dan dipercaya rakyat.
Dibandingkan di masa lalu, bangsa Indonesia dewasa ini telah berhasil maju memperbaiki dirinya sehingga rakyat makin terpelajar dan memerlukan petunjuk yang cerdas dan bukan lagi sebagai rakyat yang masih bodoh dan terbelakang. Kita telah menjadi bangsa yang segera ingin sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang maju dan mandiri. Rakyat sangat sadar akan hak dan kewajiban yang harus dilakukannya sehingga seorang pemimpin diharapkan bijaksana dan tidak menganggap rakyat yang dipimpinnya mau menerima begitu saja petunjuk yang diberikan tanpa pertimbangan matang. Petunjuk yang diberikan harus bersifat visioner dan membawa seluruh anak bangsa kepada kondisi yang jauh lebih baik dari masa sebelumnya.
Bangsa Indonesia makin sadar bahwa hanya dengan kualitas sumber daya manusia yang handal suatu bangsa akan maju. Karena itu jumlah penduduk dibawah usia 15 tahun masih bisa dipertahankan jumlahnya pada kisaran di bawah 70 juta, dan perlu dipersiapkan melalui pelayanan kesehatan yang prima dan pendidikan usia sekolah yang memadai.
Sementara itu, penduduk di atas usia 15 tahun dan di bawah 60 tahun, menempati posisi dengan jumlah diatas 175 juta. Suatu potensi yang sangat besar untuk diberdayakan menjadi kekuatan pembangunan yang luar biasa. Oleh karena itu pemimpin yang terpilih, tidak perlu menunggu waktu, tetapi segera bekerja keras dan mencari jalan bagaimana meningkatkan mutu sumber daya muda yang begitu melimpah menjadi kekuatan daya ungkit untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh anak bangsa. Tingkat pelayanan kesehatan yang prima harus diberikan sehingga dengan kesehatan yang prima seluruh potensi anak bangsa muda bisa dilatih ketrampilan disertai kecerdasan otak untuk menjadi tenaga kerja yang bermutu. Mereka diharapkan tumbuh menjadi entrepreneur dan tenaga terampil yang bekerja dengan cerdas dan keras sehingga menghasilkan nilai tambah yang menggembirakan.
Para peserta Pemilu 2014 harus siap dengan program konkrit untuk memajukan kecerdasan bagi lebih dari 175 juta penduduk ,usia produktif yang harus kerja dan menjadi pengusaha yang membawa kemakmuran bagi seluruh anak bangsanya. Kemakmuran harus dipersiapkan bukan untuk diri sendiri, tetapi bagi lebih dari 250 juta rakyat Indonesia. Pada saat yang sama anak bangsa kita harus tetap berada dalam ikatan gotong-royong untuk mampu bekerja sama dengan anak bangsa dari negara-negara lain dalam iklim keterbukaan sehingga kerja keras di tanah air maupun di luar negeri bisa menghasilkan nilai tambah yang membawa kemakmuran dan kebahagiaan bersama.
Moto kebahagiaan bersama yang tercantum sebagai nilai-nilai luhur bangsa tidak boleh diabaikan agar keahlian dan ketrampilan yang dipelajari dan diajarkan kepada seluruh anak bangsa membawa kebersamaan dan kerjasama yang membawa berkah. Karena itu para kontestan Pemilu perlu mengetahui bahwa di antara para senior yang jumlahnya lebih dari 20 juta orang, berusia diatas 60 tahun, masih bisa menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk pembangunan bangsanya, perlu diberikan kesempatan memberikan masukan kepada generasi muda dan kelompoknya agar pengalamannya di masa lalu membawa manfaat yang besar. Mereka bisa menjadi pembawa pesan perdamaian dan kerjasama di lingkungan pedesaan agar kebersamaan tetap terjaga dan kesatuan untuk maju bersama dapat diciptakan.
Pemilu 2014 harus bisa menghasilkan pemimpin yang membawa program pembangunan ke desa dan ke kampung di seluruh Indonesia secara nyata. Program dan kegiatan yang indah dalam perumusan tanpa karya nyata di pedesaan tidak banyak gunanya. Apalagi kalau program itu bolak balik menjadi bahan diskusi ilmiah, tetapi tidak ada wujudnya yang menguntungkan rakyat banyak, malah bisa membuat rakyat tambah frustasi dan tidak lagi menghargai pemimpinnya. Rakyat akan bertambah kesal dan akhirnya menjadi apatis dan tidak mau lagi memberikan partisipasinya dalam pembangunan.
Karena itu, pemimpin masa depan perlu memadukan program dari berbagai lembaga dan kementerian agar bisa sampai kepada rakyat banyak dalam bentuk paket siap pelaksanaan agar tidak banyak lagi persaingan antar lembaga yang karena ego sektoralnya menawarkan serpihan serpihan program yang membingungkan dan akhirnya boros serta kurang bermanfaat. Penerimaan rakyat yang partial dan memecah belah konsentrasi, tidak akan membawa hasil yang maksimal. Rakyat perlu kepastian dukungan dan pendampingan agar dengan cara berpikir sederhana dapat menyelesaikan persoalan yang rumit dengan mudah dan berhasil.
Kemiskinan yang masih melanda rakyat di pedesaan, yang umumnya petani, perlu diberikan wawasan dan dukungan yang memadai agar kesenjangan antar rakyat yang umumnya petani, dan setia pada upaya produksi pangan, tidak terjepit dalam kemiskinan secara turun menurun. Mereka perlu mempunyai harapan masa depan yang lebih baik. Rakyat yang kritis memerlukan bukti nyata bahwa apa yang diwacanakan dan direncanakan segera bisa dilihat bukti nyatanya di masyarakat luas. Rakyat tidak lagi puas menjadi pendengar nyanyian merdu yang syairnya menina-bobokkan dirinya, tetapi perlu suguhan yang bisa dirasakan manfaatnya bagi rakyat banyak. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Damandiri, www.haryono.com).