BEKASI — SYAIKH Abdullah Azam menulis dalam bukunya Tarbiyah Jihadiyah, bahwa selama 13 tahun ayat-ayat Makkiyah turun menjelaskan kalimat La ilaha illallah menjelaskan Aqidah hingga tertanam ke dalam jiwa. Agama ini seluruhnya tegak diatas kalimat La ilaha illallah mencakup perundang-undangannya, perincian, dan hukum-hukumnya tegak diatas prinsip Uluhiyah.
Agama menurut Abdullah Azzam, ibarat sebuah pohon yang akarnya menghujam ke dasar bumi dan cabang-cabangnya besar. Apabila pohon itu besar maka akar pohon tersebut harus betul-betul dalam agar dapat menopang besarnya pohon itu.Demikian pula akar-akar agama yakni “La ilaha illallah” haruslah merupakan iman yang menancap dalam dalam ke dasar hati sehingga dapat menopang pohon agama ini seluruhnya.
Karena itu, para dai yang menyangka bahwa dengan mengedepankan sistem ekonomi Islam, sistem sosial menurut Islam,
sistem politik Islam, atau sistem etika Islam dapat membuat manusia-manusia menyukai Islam lalu masuk Islam, mereka tidak memahami tabiat agama ini. Tidak pula mengetahui hakikat manhaj operasionalnya.
Kita mendakwahi orang bukan dengan membuat mereka tertarik pada persoalan furu’ dalam Islam. Kita semestinya mendakwahi mereka dengan cara menanamkan Aqidah ke dalam hati mereka. Setelah aqidah tertanam di hati, otomatis mereka akan mengerjakan segala tuntutannya. Adapun jika kita mengajak mereka dengan aspek-aspek yang ada di dalam Islam seperti misalnya shalat, wudu’ hak dan kewajiban kaum wanita, keadilan dan lain-lain, maka persoalan tersebut hanya akan sampai pada tarap dibicarakan saja dan setiap hari mereka akan mengajukan berbagai macam pertanyaan yang harus engkau jawab.
Ketahuilah, bukan seperti ini cara yang ditempuh Islam pertama kalinya. Berusaha menarik manusia kepada agama Allah dengan jalan mengenalkan mereka kepada sistem ekonomi atau sistem sosial sebelum mengenalkan “La ilaha illallah” tak ubahnya seperti orang yang menabur bibit tanaman di udara lantas menunggu bibit itu tumbuh menjadi pohon di udara.(idas/swara islam)