JAKARTA (Pos Sore) — Tahun 2014 ini yang disebut tahun politik, benar-benar menguras pikiran para politisi di negeri ini. Bagaimana mengatur tatik dan strategi politik ke depan, terutama menjelang pemilihan legislatif (Pileg) yang tinggal satu bulan lagi, untuk kemudian bisa memenangkan pertarungan alias merebut kekuasaan melalui Pilpres sekian bulan kemudian.
Itulah kini yang terjadi di tubuh partai politik peserta pemilu, terutama partai-partai besar yang berdasarkan sejumlah survey yang dilakukan berbagai lembaga secara intens selalu memiliki tingkat keterpilihan (electoral threshold) tinggi. Sebut misalnya, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Demokrat, Hanura dan Gerindra.
Para pimpinan partai-partai besar itu kini, bahkan juga partai lainnya, mau tak mau memeras otak. Siapa figur utama yang akan dijual sehingga bisa menarik simpati para pemilih pada Pileg bulan depan.
Jika Golkar dan Gerindra, sudah memastikan siapa calon presidennya, tak demikian dengan PDI Perjuangan, Demokrat, PKB dan partai lainnya. Ketiga partai ini memang memiliki banyak figure. PDIP memiliki Joko Widodo dan Megawati, Demokrat memiliki lebih banyak lagi seperti Pramono Edhi Prabowo, Gita Wiryawan, Dahlan Iskan, Anis Baswedan dst. Sedang PKB memiliki tiga figure, masing-masing Jusuf Kalla, Mahmfud MD dan Rhoma Irama.
Dalam konteks banyak figure inilah kemudian, para pimpinan Parpol masing-maasing memeras otak. PDI Perjuangan mengatur strategi, calon presiden akan diumumkan usai Pileg, April 2014, sementara PKB demikian juga, sengaja memelihara tiga figure menonjol tersebut, menunggu hasil pileg baru kemudian menentukan siapa calon presidennya, apakah mantan Wapres JK, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, atau raja dangdut Rhoma Irama.
“Namun terakhir yang cukup menarik dan membuat pertarungan bisa berjalan semakin seru adalah strategi yang bakal ditempuh pesaing utama Jokowi, yaitu kubu Prabowo.”
Yang cukup pelik adalah di kubu PDI Perjuangan. Joko Widodo yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta itu konon diinginkan mayoritas rakyat Indonesia. Hasil survey berbagai lembaga menunjukkan, lelaki asal Solo yang akrab dipanggil Jokowi itu selalu menempati urutan tertinggi. Kendati demikian, keputusan apakah Jokowi akan dicalonkan atau tidak, berada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati.
Begitu pun, andai Jokowi jadi dicalonkan dan Megawati rela, pimpinan partai banteng moncong putih itu kini juga sedang memeras otak, siapa yang bakal menjadi calon wapresnya?
Ada pendapat, dengan siapa pun Jokowi digandengkan, tetap memiliki peluang jauh sangat besar untuk memenangkan pertarungan Pilpres. ‘’Makanya hingga kini PDIP tenang-tenang saja, tinggal melihat perolehan kursi di DPR bulan depan, siapa yang layak mereka pinang,’’ kata sebuah sumber.
Namun terakhir yang cukup menarik dan membuat pertarungan bisa berjalan semakin seru adalah strategi yang bakal ditempuh pesaing utama Jokowi, yaitu kubu Prabowo. Konon, para pendukung Prabowo sedang menggadang-gadang nama Tri Risma Harini,yang namanya kini menjadi perhatian dunia.
Walikota Surabaya yang mendapat predikat terbaik walikota sedunia itu, tak ayal, diperkirakan mampu menyaingi popularitas Jokowi. Bahkan, ada yang menyebut, jika Risma – panggilan akrabnya – maju jadi Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden, akan bisa menenggelamkan Jokowi, dengan siapa pun mantan Walikota Solo itu digandengkan.
Ini tentu dengan catatan, apabila Risma memilih jalan merdeka, dan bersedia digandeng Prabowo yang menurut survey urutannya hanya beradadi bawah Jokowi. Rakyat tinggal menunggu dan melihat. (lya)