15/10/2025
AktualKesehatan

Medistra Hospital Hadirkan Program Stroke Ready Hospital: Penanganan Cepat, Tepat, Komprehensif

Komitmen Medistra Hospital

Dr. Manfaluthy Hakim, SpS(K), yang menjadi narasumber Health Talk menambahkan  Medistra Hospital juga menyediakan layanan rehabilitasi pasca-stroke untuk membantu pasien yang datang terlambat atau mengalami sisa gejala agar tetap dapat hidup mandiri.

Rehabilitasi pasca stroke ini menjadi salah satu kunci penting untuk membuat pasien bisa hidup mandiri. Tidak semua pasien bisa kembali normal sepenuhnya pasca serangan stroke apalagi jika penanganan terlambat.

“Namun dengan terapi yang tepat, banyak pasien yang tetap dapat kembali beraktivitas secara produktif,” jelasnya.

Senada juga dengan dr. Ika Yulieta Sihombing Sp.N, spesialis saraf RS Medistra. Ia menyampaikan bila pasien datang dalam golden period dan ditangani dengan trombolisis, kemungkinan untuk kembali ke kondisi semula bisa sangat tinggi. Bahkan ada pasien yang bisa pulih tanpa gejala sisa.

Namun, bila terlambat, hasilnya tidak akan seoptimal itu. Kerusakan otak sudah terjadi.  Fisioterapi, terapi wicara, dan rehabilitasi lain tetap sangat penting.

“Tujuannya bukan menyembuhkan sepenuhnya, tetapi memaksimalkan fungsi yang tersisa agar pasien bisa lebih mandiri,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan gejala stroke tidak selalu berupa kelemahan anggota gerak atau bicara pelo. Gejala stroke juga bisa berupa pandangan kabur, pusing berputar, atau kehilangan keseimbangan mendadak.

Karena itu, masyarakat perlu mengenali tanda-tanda FAST (Face droopingArm weaknessSpeech difficultyTime to call emergency).

Meski terapi trombolisis penting, namun terapi ini hanya efektif diberikan dalam 3 sampai 4,5 jam pertama serangan stroke.

“Jika sudah lebih dari periode tersebut, jaringan otak sudah mengalami kerusakan permanen dan obat trombolisis menjadi tidak bermanfaat,” kata dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S, RPSGT.

Selain gaya hidup modern, hal lain yang meningkatkan risiko stroke adalah stress tinggi, kurang tidur, konsumsi makanan tinggi lemak/gula/garam, kurang olahraga, serta merokok. Dengan perubahan gaya hidup lebih sehat, risiko stroke dapat ditekan.

Leave a Comment