JAKARTA (Pos Sore) — Peringatan dini tsunami yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada beberapa tingkatan: waspada, siaga, dan awas. Karenanya, masyarakat perlu diedukasi lebih baik lagi tentang tingkat ancaman tsunami sehingga tidak menimbulkan kepanikan.
“Sosialisasi kepada masyarakat sangat perlu dengan cara-cara yang mudah dipahami, komprehensif dan holistik” kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Masturyono, di Jakarta, Selasa (8/4).
Penegasan ini terkait gempa bumi 8,0 SR yang disusul tsunami di Chile pada 2 April 2014, yang sempat membuat masyarakat panik. Padahal peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG dan diinformasikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tingkat waspada yaitu estimasi tinggi tsunami di bawah 0,5 meter.
“Seharusnya, untuk peringatan waspada, pemda yang daerahnya terancam menyarankan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai. Tingkat ancaman siaga estimasi tinggi tsunami 0,5 meter-kurang dari tiga meter, masyarakat disarankan untuk evakuasi. Sementara tingkat awas estimasi tinggi tsunami lebih dari tiga meter, masyarakat disarankan evakuasi menyeluruh,” paparnya.
Meski begitu, BMKG bersama sejumlah instansi terkait merasa perlu mematangkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan dan peringatan dini tele tsunami atau tsunami jarak jauh. “Untuk SOP peringatan dini tsunami lokal kita sudah punya. Untuk tsunami tele atau tsunami jarak jauh belum ada SOP yang pasti. Kita sejauh ini terfokus pada kejadian yang ada di negara sendiri,” tuturnya. (tety)