KERJA keras, kerja cerdas dan kebersamaan seluruh kader Posdaya Delima yang terletak di Dusun Gemawang Desa Sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuahkan hasil. Tampil sebagai juara Harapan I Lomba Posdaya Nasional 2014 sebagai buktinya. Dengan segala keterbatasan, hanya semangat menjadi modal utama dan energi terdepan mengembangkan kegiatan Posdaya Segoro Amarto.
Kader Posdaya Delima termasuk lansia di wilayah Gemawang sangat rajin dan tekun membuat inovasi tas dan dompet berbahan limbah plastic. Hasil produksinya diparaskan baik secara langsung maupun melalui online dengan kisaran harga mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp 125 ribu. Untuk tas seharga Rp 125 ribu dan dompet mulai Rp 60 ribu. Hal itu diungkapkan Siti Khodijah, Ketua Posdaya Delima Dusun Gemawang Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman belum lama ini.
Posdaya Delima berdiri 26 Nopember 2009 sebagai hasil KKN Tematik Posdaya UST Yogyakarta. Posdaya ini mengembangkan empat pilar kegiatan, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi wirausaha dan lingkungan kebun bergizi.Posdaya Delima memang sangat spesifik. Meski berada di pedukuhan yang wilayahnya cukup bersih, tetapi masih memanfaatkan limbah sebagai bagian dari kegiatan ekonominya, utamanya limbah plastik. Berkat hasil kreatif mengolah limbah plastic ini menjadikan Posdaya Delima, bukan sekadar dikenal di dalam negeri saja tetapi juga dikenal hingga ke luar negeri. “Karena produk kreatif tas maupun dompet yang memanfaatkan limbah plastic tersebut banyak dipesan konsumen dari luar kota seperti Kalimantan, Makasar, Palembang, Padang, serta untuk luar negerinya Taiwan dan Amerika,” kata Siti Khodijah menuturkan perihal Posdaya dan aktivitasnya, di rumahnya, di Dusun Gemawang yang sejuk.
Posdaya Delima, menjadi tempat warga Dusun Gemawang berkumpul secara rutin dan terjadwal dalam setiap bulannya, kecuali bidang pemberdayaan pendidikan PAUD yang berlangsung beberapa hari dalam sepekannya.Selain mengembangkan kegiatan pember-dayaan dalam 4 pilar, Posdaya Delima juga menjadi lembaga sosial yang kadernya merupakan relawan-relawan peduli bencana. “Sebagai binaan UST Yogyakarta, kami bersama mitra lainnya dan Yayasan Damandiri juga melakukan kegiatan pelatihan relawan peduli bencana erupsi Gunung Merapi,” ujarnya.
Sejak 2010 lalu hingga saat ini, Siti Khodijah menjadi relawan pendamping lansia di Relawan Peduli Erupi Merapi. Hal tersebut dikarenakan banyak lansia yang rawan menjadi korban akibat bencana erupsi Merapi. Tepatnya 2 minggu sekali harus datang ke Desa Binangun yang berada di lereng Merapi. Posdaya Delima sangat konsen terhadap pemberdayaan kesehatan masyarakat. Seperti dilakukan melalui Posyandu Balita, Posyandu Lansia, BKL, BKB, BKR. Kegiatannya meliputi penimbangan balita, pemberian makanan tambahan bergizi bagi balita,selain pemeriksaan kesehatan. Hal sama juga dilakukan pada lansia yang ditambah dengan senam, kegiatan rohani dan rekreasi. Serta sosialisasi tentang HIV/ AIDS, narkoba, penyuluhan reproduksi sehat dan penyakit menular pada kalangan remaja.
Lansia di Posdaya ini terbilang produktif. Para lansia di wilayah Gemawang ini sangat rajin dan tekun membuat inovasi tas dan dompet berbahan limbah plastik. Hasil produksinya dipasarkan baik secara langsung maupun melalui online dengan kisaran harga mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp 125 ribu. Untuk tas seharga Rp 125 ribu dan dompet mulai Rp 60 ribu.Selain membuat tas, Posdaya Delima juga mengolah inovasi makanan sehat bergizi dengan memanfaatkan hasil kebun bergizi. Dari bahan batang sayuran bayam misalnya, dibuat menjadi krupuk yang enak dan gurih rasanya. Dari bahan kebun bergizi, Posdaya Delima yang kaya inovasi ini dapat mengolahnya menjadi kripik, crispy, peyek dan makanan gurih dan renyah lainnya yang dikemas menarik, termasuk pizza.Kegiatan ekonomi produktif tersebut terbangun berkat adanya kegiatan pelatihan yang diberikan pada orang tua yang mengantarkan anaknya mengikuti kegiatan PAUD. Anaknya bermain di PAUD, ibu, atau pengantarnya ikut pelatihan ketrampilan ekonomi produktif.
Selain mengembangkan ekonomi produktif, Posdaya Delima juga menjalankan usaha pra koperasi. Usaha yang dijalankan berupa simpan pinjam yang dana terkumpul semakin banyak, sehingga pada Januari 2014 ini sudah ada SHU. Jumlah peminjamnya sudah mencapai 57 orang, belum termasuk pengurus pra koperasi yang berjumlah sekitar 19 orang tersebut.Adapun pinjaman yang dikeluarkan untuk anggota mulai kisaran Rp 500 tibu hingga Rp 3 juta. Semua pinjaman diperuntukan bagi modal usaha mikro. Sehingga dana pinjaman lebih bermanfaat dan mampu membesarkan usaha produktifnya.Sejak awal berdiri, Posdaya Delima yang terbangun dari KKN Posdaya mahasiswa UST, hingga saat ini pun terus menjadi tempat tujuan KKN.
Juga dari UGM Yogyakarta menjadikannya Posdaya Delima sebagai tempat penelitian kegiatan pemberdayaan masyarakat bagi mereka. Serta rujukan bagi kunjungan para tamu dari luar, seperi rombongan OST dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar yang sudah datang hingga 3 kali. Sedangkan lainnya yang dari Makassar adalah Universitas Hasanuddin. (hari/gemari)