JAKARTA (possore.id) — Mahasiswa baru Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) Jakarta Program Studi Produksi Film dan Televisi sukses mengadakan kegiatan “Laper” atau layar pertama Volume 2, Minggu 20 April 2025, di Gedung Pertunjukan Bulungan, Jakarta Selatan.
Ini adalah event screening tahunan yang mewadahi karya sineas muda Kampus Politeknik Negeri Media Kreatif program studi Film dan Televisi.
Kegiatan ini adalah proyek pembuatan film yang pertama untuk layar lebar dengan durasi sekitar 15-20 menit. Proyek pembuatan film ini dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Untuk angkatan ke-4 ini ada tiga film yang diputar yaitu Bulldog, Garis Waktu, dan Lenyap. Setelah satu film diputar dilanjutkan dengan talkshow bersama film maker tersebut. Mengupas tentang proses produksi film dan pesan yang ingin disampaikan dalam film tersebut.
LAPER angkatan ke-4 mahasiswa FTV ini diberi nama Kinetoscope Centre. Ini adalah nama tempat teater dan acara pemutaran film pertama dari angkatan 4 tahun 2024. Nama ini terinspirasi dari masa Sinema Hollywood Klasik yang mendirikan aula teater film pertama bernama Kinetoscope Centre.

Bulldog
Film pertama yang diputar yaitu Bulldog. Berkisah tentang pensiunan tentara yang berpura-pura mengidap PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres paskatrauma, bernama Reza.
Reza yang saat masih aktif menjadi tentara, seorang komandan yang biasa dipanggil Bulldog. Di masa pensiunannya ini, ia sering berhalusinasi seolah berada di medan perang dan mengajak ketiga anaknya untuk menuruti segala isi kepalanya.
Untuk sekian lama tidak masalah. Anak-anaknya menuruti sang Ayah untuk bermain tentara-tentaraan, berpakaian tentara lengkap dengan senjatanya dan mengikuti alur ceritanya. Anak-anak juga memanggil sang Ayah dengan “Bulldog” agar permainan tersebut terasa nyata bagi si komandan perang ini.
Randy yang sudah lama menganggur merasa gelisah. Ia merasa dirinya terpenjara. Lalu ia bersama isterinya memutuskan untuk pergi kerja ke luar kota. Andre, anak pertama, melarangnya untuk pergi. Memicu konflik di dalam keluarga tersebut.
