JAKARTA, PosSore — Institut Attaqwa KH Noer Alie (IAN) Bekasi kini memiliki seorang doktor baru di bidang Ilmu Dakwah. Pada Senin, 28 Oktober 2024, Hamdani Nijan, M.A., dosen Bahasa Arab di IAN, berhasil meraih gelar doktor melalui disertasi berjudul Manhaj Dakwah Para Rasul Ulul Azmi (Analisis Konsep dan Metode Dakwah Nabi Isa ‘Alaihissalam kepada Bani Israil dalam Al-Qur’an).
Di hadapan dewan penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Masduki Ahmad, S.H., M.M., Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, M.A, dan Dr. Samsul Maarif, M.A., dari Program Studi Ilmu Dakwah, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam As-Syafiiyah (UIA) Jakarta, Hamdani mempresentasikan kajian mendalam tentang pendekatan dakwah Nabi Isa yang dituangkan dalam Al-Qur’an.
Dibawah bimbingan Dr. Zamakhsyari Abdul Majid, M.A., dan Abdul Hamid, Lc., M.Kom.I., Ph.D., Hamdani berhasil mengupas metode dakwah Nabi Isa, yang digunakan untuk menyampaikan pesan keimanan kepada Bani Israil. Penelitian ini berfokus pada manhaj atau metode dakwah yang khas di kalangan rasul bergelar Ulul Azmi — rasul-rasul yang memiliki ketabahan luar biasa dan tekad kuat dalam menyampaikan ajaran.
Dr. Hamdani Nijan menjelaskan penelitian tentang manhaj atau metode dakwah para rasul bergelar ulul al-‘azmi adalah topik yang sangat luas dan kompleks. Para rasul ulul al-‘azmi, yang dikenal memiliki keteguhan dan tekad luar biasa dalam menyampaikan pesan agama, masing-masing memiliki pendekatan dakwah yang khas dan mendalam. Karena kerumitan dan luasnya cakupan pembahasan ini, Dr. Hamdani menyadari bahwa seluruh aspek metode dakwah mereka tidak mungkin diulas secara tuntas dalam satu disertasi. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mempersempit fokus penelitiannya.
Sebagai langkah strategis, Dr. Hamdani memilih untuk mengkaji manhaj dakwah yang dimiliki oleh Nabi Isa (AS) sebagai sampel penelitian. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan agar penelitian lebih terarah dan mendalam. Dalam konteks para rasul ulul al-‘azmi, Nabi Isa menawarkan perspektif yang menarik karena menghadapi tantangan yang unik dalam berdakwah kepada Bani Israil. Dr. Hamdani berfokus pada konsep-konsep utama dan metode yang digunakan oleh Nabi Isa dalam menyampaikan pesan keagamaan, sehingga ia dapat memaparkan contoh konkret tentang pendekatan dakwah dalam Al-Qur’an tanpa memperluas bahasan ke metode dakwah dari rasul ulul al-‘azmi lainnya.
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitiannya, Dr. Hamdani merumuskan masalah dalam dua pertanyaan utama. Pertanyaan pertama menyelidiki bagaimana manhaj dakwah para rasul ulul al-‘azmi secara umum dalam Al-Qur’an. Dalam pertanyaan ini, ia ingin mengetahui garis besar pendekatan dakwah yang diterapkan oleh para rasul besar tersebut. Jawaban atas pertanyaan ini akan memberikan dasar pemahaman mengenai prinsip-prinsip dakwah yang menyatukan rasul-rasul ulul al-‘azmi, sekaligus membedakan mereka dari rasul lainnya.
Pertanyaan kedua menyentuh pada aspek spesifik dakwah Nabi Isa terhadap Bani Israil. Di sini, Dr. Hamdani mengkaji konsep dan metode yang diadopsi oleh Nabi Isa sesuai dengan perspektif Al-Qur’an. Ia ingin menelusuri bagaimana Nabi Isa menghadapi tantangan dakwahnya dengan cara yang bijaksana dan penuh hikmah, serta relevansi metode tersebut dalam konteks komunikasi agama. Kedua pertanyaan ini menjadi landasan bagi Dr. Hamdani untuk menganalisis aspek dakwah yang relevan, sekaligus memberikan kontribusi bagi perkembangan strategi dakwah di masa kini.
Menurut Ketua Tim Penguji, disertasi ini juga menawarkan perspektif baru tentang strategi komunikasi keagamaan dengan menyoroti konsep utama yang digunakan oleh Nabi Isa dalam menyampaikan pesan. Penelitian ini disebut memiliki relevansi yang sangat penting, terutama bagi para dai dan aktivis dakwah modern. Strategi dakwah Nabi Isa diharapkan menjadi model inspiratif yang relevan untuk menyampaikan pesan agama yang menyejukkan dan penuh makna bagi umat di era sekarang.
Dalam ujian yang berlangsung hampir dua jam di ruang sidang doktoral lantai 8 UIA Jakarta, Hamdani tampil meyakinkan dan berhasil memperoleh predikat sangat memuaskan. Ia pun resmi menyandang gelar doktor, sebuah pencapaian yang tidak hanya membanggakan dirinya pribadi, tetapi juga bagi Institut Attaqwa KH Noer Alie Bekasi.
Dengan keberhasilan ini, IAN Bekasi semakin memperkuat komitmennya dalam membangun akademisi yang kompeten dan berdedikasi dalam bidang dakwah, memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan dan penyebaran nilai-nilai keagamaan di Indonesia. (aryo)