LONDON (Pos Sore) — Sebuah LSM muslim Inggris baru-baru ini menggelar turnamen sepakbola untuk anak-anak jalanan (anjal) di Brasil.
“Anak-anak ini tidak punya apa-apa. Ketika mereka diberi pakaian sepakbola, mereka seperti pesepakbola sejati dan mereka suka,” ujar Usmaan Lone, Asisten Manajer Program Muslim Hands.
Lone berbicara hal ini setelah ia bersama kawan-kawan dari LSM muslim kembali dari kunjungan ke Brasil.
LSM Muslim Hands yang berpusat di Nottingham belum lama ini pergi ke Rio de Janeiro untuk mensponsori dan mendukung tim anjal dari Pakistan dan Filipina.
Dengan tajuk “Street Child World Cup”, turnamen sepakbola ini diikuti lebih dari 230 anjal dari 19 negara. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kesadaran dunia tentang penderitaan para anjal.
“LSM Muslim Hands yang berpusat di Nottingham belum lama ini pergi ke Rio de Janeiro untuk mensponsori dan mendukung tim anjal dari Pakistan dan Filipina.”
Selama turnamen, Lone dan kawannya Arslan Nusrat pergi bersama anak-anak jalanan itu ke berbagai tempat di Brasil.
Selain turnamen, LSM ini juga menggelar kampanye untuk menyadarkan masyarakat tentang hak-hak anjal di Pakistan. Usai kompetisi, Muslim Hands kembali pulang bersama dengan tim Pakistan untuk tur nasional.
Ribuan lainnya akan bertemu dengan tim anak-anak selama lawatan ke Islamabad dan Lahore serta kota-kota lain.
Upaya mereka mendapat penghargaan setelah dewan legislatif Pakistan baru-baru ini menandatangani kesepakatan yang menjamin pengakuan kebutuhan 1,5 juta anjal di negara itu.
Hingga kini belum ada data statistik resmi tentang jumlah anjal di Pakistan. Namun sejumlah LSM termasuk Kantor PBB untuk Obat dan Kejahatan (UNODC) memperkirakan ada 1,3 juta anjal di Pakistan.
Dari jumlah itu, 72 persen tidak memiliki kontak dengan keluarga dan 10 persen tidak mengetahui latar belakang keluarga mereka.
“Sejumlah LSM termasuk Kantor PBB untuk Obat dan Kejahatan (UNODC) memperkirakan ada 1,3 juta anjal di Pakistan.”
Kebanyakan anjal mengemis dan mengais sisa makanan di tempat sampah atau melakukan pekerjaan kasar seperti pencuci piring atau membantu membawakan belanjaan orang lain.
Mereka bekerja antara 12 hingga 15 jam sehari untuk mendapatkan upah sebesar 75 rupee agar cukup untuk membeli makanan.
Kebanyakan dari mereka bertahan hidup dengan menjadi pelacur, mencuri atau menyelundupkan dilihat bius. Tak heran bila mereka rentan tertular virus HIV pembawa penyakit AIDS, TBC, penyakit kuning, liver atau ginjal. (onislam/meidia)