JAKARTA (Pos Sore) — Ketua TP-PKK Provinsi DKI Jakarta, Fery Farhati Baswedan, yang diwakili Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Elisa Sumarlin Patria, membuka Talkshow & Cooking Competition: “Sehat Saat Pandemi dengan Kreativitas dan Inovasi Kuliner Betawi”, Rabu, 1 Desember 2021.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Indoposonline.com atau ipol.com, itu Fery Farhati Baswedan menyampaikan, kuliner Betawi memiliki rahasia gizi dalam menyediakan makanan sehat di masa pandemi.
“Kuliner Betawi ini mampu menumbuhkan imun tubuh agar kuat melawan Covid-19,” katanya.
Hal itu dibenarkan oleh dr Gracia JMT Winaktu, dokter spesialis gizi Klinik RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, yang menjadi narasumber. Menurutnya, kuliner khas Betawi memiliki kandungan gizi dan baik bagi kesehatan tubuh.
“Seperti Kerak Telur yang berbahan dasarnya dari telur memiliki sumber protein tinggi, jika dikonsumsi dapat terhindar dari penyakit,” ungkapnya.
Kemudian Bir Pletok di dalamnya dibuat dengan bahan rempah-rempah. Ada secang, kayu manis sebagai imuno meningkatkan daya tahan tubuh terlebih masa pandemi.
Sementara, kayu manis juga bisa sebagai antioksidan. Menghindarkan kita dari penyakit, radikal bebas, polusi yang sangat mengganggu tubuh kita.
Salah satunya penyakit kanker. Dengan mengonsumsi kayu manis, maka pada tubuh seseorang itu dapat mengurangi radikal bebas.
“Untuk rempah-rempah juga bisa dimasak dengan api yang kecil, diminum maka akan membugarkan dan menyehatkan tubuh,” kata Gracia lagi.
Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Elisa Sumarlin Patria, menyampaikan, generasi muda milenial Jakarta harus diperkenalkan rasa rempah dari kuliner khas Betawi yang baik bagi kesehatan.
“Terutama di masa pandemi Covid-19, mengonsumsi kuliner khas Betawi menebalkan imunitas, apalagi mereka senang pesan kuliner Betawi lewat online karena lebih mudah,” ungkapnya.
Elisa menyarankan agar menarik bagi konsumennya, bentuk, kemasan atau packagingnya harus dibuat sedemikian rupa semenarik mungkin dan inovasi. Sedangkan industri pariwisata harus mendukung agar dapat mengenalkan panganan kuliner khas Betawi itu sendiri.
“Jadi Bir Pletoknya dibuat secara kekinian, kemasannya semenarik mungkin,” imbuhnya.
Ke depannya, ia berharap, para pelaku UMKM dapat menghadirkan produk yang kekinian. “Jangan lelah untuk melakukan eksperimen agar menjadi kuliner andalan di DKI Jakarta,” pintanya.
Ketua Penyelenggara Webinar & Cooking Competition Timur Arif mengatakan, acara ini untuk menghimpun kembali kuliner Betawi yang berserak dalam canvas kuliner dengan mengedepan kreativitas, inovasi dan menyesuaikan zamannya.
“Kami ingin memperkenalkan kuliner Betawi ke generasi milenial yang menjadi konsen sejumlah program kami,” ujar Timur.
Menurutnya, kuliner Betawi harus bisa tampil sebagai ikon kuliner, penggerak ekonomi masyarakat Betawi itu sendiri. Baik skala UMKM maupun usaha kuliner menengah, yang akan memberi warna baru akan keberagaman kuliner Jakarta.
“Milenial menjadi pangsa pasar potensial karena populasinya yang sangat besar, memiliki penghasilan sendiri, serta memiliki apresiasi yang tinggi terhadap kuliner heritage.
“Salah satu tipikal milenial, mereka tertarik dengan budaya lokal, tertarik dengan kuliner yang instagrammable yang mengundang rasa penasaran, serta peluang untuk mengunggah foto,” tambahnya.
Talkshow tersebut juga menghadirkan narasumber Sejarawan, JJ Rizal, Kepala Dinas PPKUKM Pemda DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, pelaku UMKM Kuliner Peraih Penghargaan Ibu Ibukota Awards , Nyimas Yusnaini, Pegiat Media Sosial, Randi Ferdiansyah.
Acara ini juga didukung penuh oleh Dinas PPKUKM DKI Jakarta, RS Mitra Keluarga, PT Forisa Nusapersada, Sinar Mas Land, Sharp, Indonesia Eximbank (LPEI), Tupperware, Sarlemjus, Bank DKI, PT Coca Cola Amatil Indonesia, Kalbe Nutritional dan Roti Keset Condet. (tety)