JAKARTA (Pos Sore-) — Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi menuding Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) tidak mampu membedakan antara pedagang dengan pemerintah yang mewakili 237 juta rakyat Indonesia.
Ketidakmampuan KPPU itu ditunjukkan dalam surat keputusan KPPU yang intinya menyebutkan bahwa Kemendag adalah bagian dari para pedagang. “Ini kekeliruan besar dari KKPU. “Kita ini pemerintah, mewakili 237 juta rakyat Indonesia. Undang-Undang KPPU itu diamanatkan untuk mengatur pedagang kalau sampai terjadi kartel, apalagi monopoli. Jadi dengan ditulisnya, seperti itu secara resmi saya tolak dan kita akan melakukan upaya hukum sampai tingkat yang terakhir untuk memperkuat pendapat kita,” ujar Mendag Muhammad Lutfi akhir pekan ini.
Kementerian Perdagangan menolak dan menyatakan akan mengajukan keberatan ke Pengadilan Negeri atas Putusan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Perkara Nomor 05/KPPU-I/2013 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 24 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait Importasi Bawang Putih yang menyatakan bahwa Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag telah melanggar aturan tersebut. “Kemendag adalah wasit yang mengatur dan mengeluarkan aturan, bukan pelaku usaha atau pedagang.”
Menurut Mendag, kebijakan perpanjangan SPI yang saat itu diambil dinilai efektif untuk menekan harga bawang putih pada Desember 2012 dan Januari 2013, sehingga pada Januari 2013 hanya terjadi kenaikan harga bawang putih sebesar 13,58% dibandingkan dengan Desember 2012.
Kenaikan harga pada bulan Februari dan Maret 2013 sebesar 31,38% dan 42,03% merupakan permasalahan yang berbeda yang disebabkan oleh keterlambatan penerbitan RIPH untuk semester I tahun 2013 yang baru diterbitkan pada pertengahan Maret 2013, di mana seharusnya RIPH untuk periode semester I tahun 2013 diterbitkan paling lambat minggu ke-1 bulan Januari 2013. Keterlambatan penerbitan RIPH tersebut membuat penerbitan SPI untuk semester 1 tahun 2013 mundur menjadi akhir Maret 2013.
Keterlambatan ini mengakibatkan kekosongan pasokan bawang putih pada periode Februari hingga Maret 2013 yang berimbas kepada kenaikan harga yang tidak terkendali pada periode tersebut.
“Pada saat itu harga bawang putih Rp95.000 dan naik, kan tidak masuk akal? Nah, di situ pemerintah harus mengambil tindakan-tindakan khusus untuk bisa menstabilkan harga sesuai dengan harga internasional. Kalau memang barangnya di internasional tidak ada atau bank internasional tidak ada, jelas, jadi di situlah kita mengambil keputusan diskresi Menteri Perdagangan untuk bisa mencapai hal tersebut, dan itu sesuai dengan aturan,” jelas Mendag. (hasyim)