TANGERANG (Pos Sore) — Kongres Wanita Indonesia (Kowani) melakukan kunjungan Amaliyah Ramadhan 1443 Hijriyah ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Tangerang, Banten, Sabtu 16 April 2022.
Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Hj. Giwo Rubianto Wiyogo, MP.d, dalam kunjungan tersebut menyampaikan Kowani hadir sebagai Ibu Bangsa untuk memberikan kasih sayang kepada anak didik lapas.
“Kongres Wanita Indonesia diberikan amanah Ibu Bangsa di mana sebagai seorang ibu wajib mendidik sebagai pertama dan utama anak-anak bangsa,” kata Giwo.
Jadi, mendidik ibu bukan hanya ditujukan kepada anak sendiri tetapi juga anak-anak bangsa secara keseluruhan. Bagaimanapun ini menjadi tanggung jawab bersama.
“Bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga pemasyarakatan (lapas), aparat hukum, dan pemerintah. Ini menjadi tanggung kita bersama,” tandas Giwo.
Sejatinya, Giwo cukup sering ke sini ketika dirinya menjabat Komisoner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2004-2008. Hampir setiap bulan Giwo berkunjung ke Lapas Anak ini.
“Dulu itu kurang nyaman, tidurnya juga masih di lantai. Gersang. Penuh sesak. Mungkin karena dulu pimpinan Lapas seorang bapak, jadi kurang sentuhan keibuannya,” ungkap Giwo.
Sekarang, sangat jauh berbeda. Lebih nyaman, aman, dan diayomi. Tidak ada kekerasan. Tidak over kapasitas juga. Sehingga anak-anak merasa berada di rumah sendiri. Tidur juga pakai ranjang dan kasur.
Terlebih pimpinan Lapas sekarang dipimpin oleh seorang ibu. Anak-anak pun mendapatkan perhatian kasih sayang layaknya anak-anak sendiri.
Itu yang membuat anak-anak didik lapas ini seolah memiliki ibu kedua selain ibu kandungnya. Membuat mereka menjadi nyaman meski hidup harus terpisah dengan orang tua di rumah.
Bagaimanapun mereka adalah tunas-tunas bangsa, yang dapat kembali ke masyarakat. Dan dapat menjadi pelaku pembangunan, menjadi pelaku ekonomi, menjadi pemimpin-pemimpin di masa datang.
Di sini mereka dibina lebih baik lagi untuk dikembalikan kepada masyarakat. Karena itu, anak-anak didik dibina untuk memperbaiki perilaku, pendidikan, ilmu, karakter, dan keagamaan.
Menurutnya, orang tua harus menjadikan lapas ini sebagai hikmah bahwa anak-anak memiliki nilai-nilai tambah, kelebihan, dan keunggulan.
Karena itu, orang tua harus memberikan perhatian lebih. Jangan dibiarkan tidak tereksplor dengan baik sehingga anak-anak menjadi salah jalan. Jika, anak-anak ini mendapat perhatian lebih oleh keluarganya pasti menjadi anak-anak unggul.
“Anak-anak itu dalam masa tumbuh kembang, tidak boleh lepas dari perhatian orang tua. Yang tidak akan bisa kembali lagi. Beri perhatian lebih, terutama pendidikan keagamaan,” tegas Giwo.
Kepala LPKA kelas 1 Tangerang, Setyo Pratiwi, menyampaikan, anak-anak yang melanggar hukum saat ini berjumlah 64 orang.
Jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya yang di atas 100 anak, bahkan pernah hingga 200 anak.
Proses pembinaan anak-anak didik ini antara lain dilaksanakan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pria Tangerang.
“Pembinaan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku anak didik supaya tidak melakukan perbuatan melanggar hukum lagi dan tidak menggulangi perbuatannya,” katanya.
LPKA Tangerang mengutamakan pendidikan sebagai bentuk pembinaan terhadap anak didik (andik). Walaupun menjalani masa pidana, andik tetap bisa melanjutkan sekolah dan mengukir prestasi.
Fasilitas pendidikannya pun cukup memadai seperti sekolah pada umumnya. Ada SD, SMP, SMK jurusan teknik mesin sepeda motor, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang semuanya berstatus Istimewa.
Tidak terkecuali fasilitas penunjang lainnya seperti ruang kelas, tata usaha, laboratorium komputer, perpustakaan, dan tempat ibadah.
Anak-anak, meski pria, tetapi juga berminat dengan keterampilan merajut. Keterampilan yang biasanya identik dengan perempuan. Karena anak-anak menyakini, dengan keterampilan ini, bisa menjadi bekal kelak ketika kembali ke masyarakat.
Ketua Bidang Agama Kowani, Siti Maryam Thohary M.Pd, menyampaikan, tujuan kunjungan ini selain untuk mengenal lebih dekat andik PAS, juga melakukan dialog, memberikan motivasi, sprit moral dan spritual.
Selain itu, memberikan tanda kasih kepada andik sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang Kowani kepada para anak didik lembaga pemasyarakatan ini.
“Kodrat perempuan itu sebagai ibu yang bisa membangun komunikasi dengan anak-anaknya, membinanya, mendidiknya sehingga terbentuk kesalehan individual dan kesalehan sosial,” katanya.
Menurutnya, komunikasi menjadi kata kunci menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi anak-anak. Di sinilah, Kowani hadir sebagai amanah Ibu Bangsa untuk berdialog dengan anak bangsa.
Dalam kesempatan ini, Kowani memberikan kitab suci Alquran, alat-alat olahraga, bingkisan yang berisi kue-kue dan sarung.
Kowani juga melakukan sosialisasi pembuatan pupuk kompos sebagai bekal andik ketika kembali berbaur dengan masyarakat.
Setelah berdialog, anak-anak pun mendapatkan pembekalan motivasi yang disampaikan Ketua Koordiantor Bidang Agama dan Bidang Hukum & HAM Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.Ag.