14 C
New York
13/10/2025
AktualEkonomi

KJRI Ho Chi Minh Perkuat Diplomasi Ekonomi, HIMKI Mantapkan Jejak Mebel Indonesia di ASEAN

POSSORE.ID, Ho Chi Minh City — Di tengah hiruk-pikuk Ho Chi Minh City yang menjadi salah satu pusat perdagangan paling dinamis di Asia Tenggara, semangat untuk memperkuat industri mebel dan kerajinan Indonesia kembali bergema. Rabu siang (27/8/2025) kemarin, delegasi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyambangi kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Ho Chi Minh City.

Kunjungan itu berlangsung sehari setelah pembukaan pameran VIFA ASEAN 2025, di mana HIMKI hadir sebagai bagian dari upaya menancapkan lebih kuat jejak produk Indonesia di kancah internasional. Rombongan yang dipimpin Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Internasional DPP HIMKI, Marthunus Fahrizal itu disambut hangat oleh Consul of Economic Affairs I KJRI, Septania Rubi Prameswari.

Dalam suasana akrab, Septania menegaskan komitmen pemerintah untuk selalu berada di belakang pelaku industri nasional. “Kegiatan promosi seperti ini akan kami teruskan ke pemerintah pusat di Jakarta sebagai masukan penting, agar potensi dan peluang strategis dapat segera ditindaklanjuti,” ujarnya.

Bagi HIMKI, pertemuan itu menjadi ruang penting untuk memperkenalkan lebih jauh kiprah asosiasi yang menaungi ribuan pelaku mebel dan kerajinan Indonesia. Marthunus Faisal memaparkan perjalanan HIMKI dalam membangun branding global, termasuk lewat dua pameran internasional besar yang mereka gagas: Indonesia International Furniture Expo (IFEX) dan IndoWood Expo.

Tak berhenti pada pameran, HIMKI juga menyiapkan agenda kunjungan ke asosiasi dan perusahaan sejenis di Vietnam. Langkah ini dipandang strategis mengingat industri mebel Vietnam dalam beberapa tahun terakhir tumbuh pesat. “Belajar dari pengalaman Vietnam tentu akan memberi banyak referensi penting bagi pengembangan industri di tanah air,” tutur Marthunus.

Marthunus menekankan bahwa perkembangan industri mebel dan kerajinan di Vietnam dapat menjadi sumber pembelajaran berharga bagi Indonesia. Vietnam dalam satu dekade terakhir berhasil mencatat pertumbuhan ekspor yang signifikan berkat strategi promosi yang agresif, penyederhanaan regulasi, serta dukungan kebijakan pemerintah. Keberhasilan ini bisa dijadikan cermin untuk melihat langkah-langkah apa saja yang dapat diadaptasi ke dalam konteks industri nasional.

Bagi HIMKI, mempelajari cara Vietnam membangun daya saing global berarti memahami bagaimana mereka mengelola efisiensi produksi, memperluas akses pasar, hingga memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas (FTA). Faktor-faktor ini terbukti menjadi kunci bagi Vietnam untuk memperkokoh posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri furnitur dunia. Dengan memahami strategi tersebut, Indonesia dapat merumuskan kebijakan dan langkah yang lebih tepat guna mendorong pertumbuhan industri mebel dan kerajinan.

Lebih jauh, pengalaman Vietnam juga membuka wawasan tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha. Sinergi yang solid terbukti mampu menciptakan ekosistem usaha yang kondusif. Jika Indonesia mampu menerapkan pola serupa, bukan mustahil industri mebel dan kerajinan tanah air akan semakin kuat, berdaya saing tinggi, dan mampu menembus pasar global secara berkelanjutan.

Dialog bersama KJRI pun membuka wawasan baru. Septania memaparkan bagaimana Vietnam memanfaatkan Free Trade Agreement (FTA) secara agresif. Meski jumlah FTA mereka lebih banyak dibanding Indonesia, ia mengingatkan bahwa hal itu tidak otomatis mendongkrak ekspor. Kajian mendalam tetap dibutuhkan agar liberalisasi perdagangan tidak justru melemahkan industri dalam negeri akibat banjir produk impor.

Isu lain yang menarik adalah kebijakan Vietnam dalam menggabungkan beberapa provinsi, termasuk Ho Chi Minh dan Binh Duong. Penyederhanaan birokrasi terbukti memberi dampak positif bagi iklim usaha. “Efisiensi regulasi menjadi kunci pertumbuhan pesat industri di sini,” kata Septania.

Dengan posisinya yang strategis, Vietnam kini menjadi pusat transit dan distribusi barang di Asia Tenggara, pintu masuk bagi Myanmar, Kamboja, hingga Laos. Bagi Indonesia, peluang untuk memanfaatkan Vietnam sebagai mitra strategis jelas terbuka lebar.

Pertemuan HIMKI dengan KJRI Ho Chi Minh City pun tak sekadar silaturahmi. Ia menjadi momentum penting bagi penguatan diplomasi ekonomi Indonesia, sekaligus mengukuhkan sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha. Harapannya, industri mebel dan kerajinan Indonesia kian diperhitungkan, tidak hanya di ASEAN, tetapi juga di pasar global. (aryodewo)

Leave a Comment